Hari Kunjung Perpustakaan dan Masa Pandemi

Hari Kunjung Perpustakaan dan Masa Pandemi

DUNIA kepustakawanan di Indonesia memiliki beberapa momentum penting. Salah satu hari raya atau hari penting bagi pustakawan dan perpustakaan adalah Hari Kunjung Perpustakaan setiap tanggal 14 September. Hari kunjung perpustakaan ini dicanangkan oleh Presiden Soeharto 25 tahun lalu, yaitu tahun 1995. Maka tidak heran jika setiap tanggal 14 September para pustakawan dan perpustakaan merayakan hari kunjung perpustakaan dengan bermacam-macam cara.

Walaupun berkunjung ke perpustakaan dilakukan setiap hari, namun momentum hari kunjung perpustakaan biasanya tetap dibuat lebih semarak agar berbeda dengan hari biasa. Peringatan hari kunjung sebenarnya juga untuk memacu dan meningkatkan jumlah kunjungan ke perpustakaan serta menyadarkan masyarakat akan pentingnya perpustakaan. Oleh karena itu, hari kunjung perpustakaan ini perlu dipromosikan secara masif oleh pegiat perpustakaan. Apalagi para pustakawan yang memang sehari-hari bertugas di perpustakaan. Gunakan media sosial masing-masing pustakawan dan pegiat literasi untuk mempromosikan hari kunjung perpustakaan. Kenalkan kepada khalayak bahwa satu hari penting bagi masyarakat. Sebarkan informasi tentang kemeriahan dan semaraknya hari kunjung perpustakaan.

Hari Kunjung di Tengah Pandemi

Seperti kita ketahui bersama, saat ini seluruh dunia sedang dilanda pandemi Covid19, termasuk negeri kita. Pandemi ini telah mengubah banyak hal. Pelajar dan mahasiswa tidak lagi melakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. Mereka harus mengikuti belajar dari rumah. Materi pelajaran, soal ujian dan jawaban dari tugas-tugas semua dilakukan dengan cara daring. Pegawai dan karyawan bekerja dari rumah. Pertemuan atau rapat-rapat pun dilakukan secara online. Instansi banyak yang melakukan pembatasan pelayanan. Termasuk di dalamnya adalah layanan perpustakaan. Perpustakaan sekolah, perpustakaan umum, perpustakaan perguruan tinggi, bahkan perpustakaan nasional melakukan pembatasan aneka kegiatan. Lalu bagaimana dengan gaung hari kunjung perpustaakaan? Hari kunjung adalah hari untuk mengajak masyarakat sebanyak-banyaknya untuk mengunjungi perpustakaan, tetapi situasi dan kondisi saat ini belum memungkinkan untuk beramai-ramai mengunjungi perpustakaan.

Belum berakhirnya pandemi Covid-19 membuat berbagai perpustakaan membuat pembatasan jam kunjungan dan jumlah pengunjung. Saat ini pengunjung perpustakaan dibatasi tidak sampai 50% dari pengunjung sebelumnya. Bahkan layanan perpustakaan pun dilakukan secara daring. Oleh karena itu, perlu dirancang agar Hari Kunjung Perpustakaan tetap memiliki makna dan benar-benar meningkatkan jumlah kunjungan ke perpustakaan. Sesungguhnya mengunjungi perpustakaan tidaklah harus datang secara fisik ke perpustakaan tersebut. Perpustakaan biasanya memiliki website yang dapat dikunjungi secara virtual oleh masyarakat. Website ini memuat beragam informasi terkait perpustakaan tersebut. Sehingga masyarakat atau pemustaka sudah dapat mencari dan menemukan berbagai informasi penting di website perpustakaan. Informasi layanan perpustakaan, informasi koleksi baru, peraturan serta tata tertib terbaru terkait layanan selama masa pandemi dan sebagainya. Jumlah pengunjung virtual inilah yang harus ditingkatkan.

Untuk meningkatkan jumlah pengunjung virtual perpustakaan dapat melakukan berbagai hal. Antara lain perpustakaan dan para pustakawan dapat menyelenggakan acara secara daring melalui berbagai fasilitas yang ada saat ini. Misalnya program “perpustakaan menyapa” secara live di IG. Sediakan hadiah yang menarik untuk pemustaka yang aktif mengikuti. Sayembara atau lomba juga dapat dilakukan untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke website perpustakaan. Aturan mengikuti lomba mengharuskan peserta untuk membuka atau menunjungi laman web perpustakaan. Tentu saja hadiah yang disediakan harus menarik bagi pemustaka.

Perpustakaan dapat memanjakan pemustaka pada hari kunjung ini dengan memberikan koleksi e-book secara cuma-cuma kepada pemustaka. Sehingga pemustaka merasakan bedanya hari biasa dengan hari kunjung perpustakaan. Pemustaka dapat pula dipuaskan dan dibahagiakan dengan memberikan pelayanan daring sampai pukul 22.00 waktu setempat. Berbagai macam cara memeriahkan hari kunjung perpustakakaan pada masa pandemi dapat ditempuh. Namun demikian semua kegiatan harus menyesuaikan dengan jenis perpustakaan dan fasilitas pendukung yang ada. Jika diperlukan, pengelola perpustakaan dapat melakukan jajak pendapat kepada pemustaka. Pemustaka dilibatkan untuk memberikan masukan dan apa yang diinginkan dalam rangka memeriahkan Hari Kunjung Perpustakaan. Dengan melibatkan seluruh unsur perpustakaan, dapat ditentukan kegiatan apakah yang perlu dilakukan untuk memberikan kepuasan kepada para pemustaka. Jika memang harus melakukan pelayanan dan kunjungan secara tatap muka langsung maka perpustakaan harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin.

Akhirnya selamat Hari Kunjung Perpustakaan, selamat menikmati kemeriahan dan semaraknya Hari Kunjung Perpustakaan. *

Sarwono

Pustakawan UGM