Wisuda Ribuan Mahasiswa Stipram Setiap Tahun Selalu Menampilkan Parade Budaya

Wisuda Ribuan Mahasiswa Stipram Setiap Tahun Selalu Menampilkan Parade Budaya
Wisuda Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (Stipram) Yogyakarta di kampus terpadu, Banguntapan Bantul. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (Stipram) Yogyakarta terus menjalin kerja sama Internasional. Para relasi internasional ini pun hadir saat kampus pariwisata ini mewisuda 1.022 mahasiswanya, Rabu (12/7/2023) pagi, di kampus terpadu Banguntapan Bantul.

Wakil Ketua Stipram, Dr Damiasih, mengatakan 1.022 mahasiswa terdiri dari 213 orang lulusan D3, 769 lulusan S1 Pariwisata dan 40 lulusan S2 Pariwisata. Wisuda kali ini menjadi yang pertama dilaksanakan secara normal tanpa pembatasan.

"Stipram punya kerja sama internasional, jadi ada tamu yang langsung hadir dari Sapporo International University Jepang, Japan Inter Study, kepala desa wisata di Thailand, juga dari India hadir langsung. Kami sudah lama bermitra, alumni kami sudah banyak yang direkrut. Lulusan kali ini juga ada, mereka langsung diberikan apply untuk memilih berkarya," ungkapnya.

Ini karena beberapa mahasiswa ada yang magang di sana. “Dan alumni juga banyak yang bekerja di luar negeri,” ujarnya.

Dalam setiap wisuda, Stipram selalu mengangkat budaya-budaya daerah Indonesia yang ditampilkan dalam sendratari nan epik. Hal ini bertujuan agar memberikan kesan positif sekaligus menghibur orang tua yang hadir dari berbagai kota di Indonesia.

“Karena kami wisuda setahun sekali di Bulan Juli, sehingga mengupayakan mengapresiasi yang tinggi kepada orangtua dan wali, itu juga untuk alumni. Setiap wisuda ada parade budaya,” kata Damiasih.

Dia menambahkan parade budaya sengaja didesain sebagai penampilan hiburan dengan lintas suku atau berbagai daerah di Indonesia. Adapun para pelaku pentas adalah mahasiswa dari berbagai angkatan dengan lebih dahulu melakukan latihan secara khusus untuk penampilan.

“Kami sengaja mendesain untuk hiburan performance dance jangan hanya mengambil dari Jawa itu desain kami, ada Sunda dan daerah lain. Semua pendukung gamelan, kolaborasi dan tari paduan suara semua diisi mahasiswa. Mereka kami berikan apresiasi tinggi karena latihan luar biasa ingin membantu kakaknya yang lulus,” ujarnya.

Walau pandemi telah berakhir, namun dunia pendidikan swasta termasuk bidang pariwisata memiliki tantangan yang harus ditaklukkan yakni persaingan kualitas dan kuantitas mahasiswa.

"Adanya kuota mandiri di perguruan tinggi negeri, juga belum pulihnya kemampuan masyarakat secara ekonomi secara tak langsung berpengaruh pada kuantitas mahasiswa baru di setiap tahun ajaran," kata Damiasih. (*)