Warga Nahdliyin Minta Anggota DPR RI dari PKB DIY Sukamto Tidak Pindah Dapil

Warga Nahdliyin Minta Anggota DPR RI dari PKB DIY Sukamto Tidak Pindah Dapil
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB Dapil DIY, Sukamto, menjawab aspirasi dari warga nahdliyin peserta Sosialisasi Kesehatan Lingkungan, Sabtu (15/7/2023). (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Untuk kesekian kalinya, anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKB Daerah Pemilihan (Dapil) DIY, Sukamto, diminta untuk tidak pindah ke dapil Solo Raya pada Pemilu 2024. Kali ini permintaan itu datang dari warga nahdliyin termasuk dari Banser dan Ansor.

Permintaan yang cenderung mengarah desakan dan protes keras tersebut disampaikan langsung kepada Sukamto di sela-sela kegiatan Sosialisasi Program Peningkatan Kualitas Kesehatan Lingkungan STBM 5 Pilar, Sabtu (15/7/2023), di Balai Kalurahan Sumberadi Sleman, kerja sama DPR RI dengan Kementerian Kesehatan.

Masyarakat yang berada pada lapis bawah terus terang mengaku bingung begitu mendengar informasi soal pencalegannya. Seperti disampaikan Surono, dia dan rekan-rekannya siap mempertahankan Sukamto supaya tetap bisa maju dari Dapil DIY.

Sukamto yang juga Pembina Banser DIY itu selama ini dianggap sebagai bapaknya orang Yogyakarta dan sangat dikenal oleh segala lapisan masyarakat serta diperlukan oleh warga nahdliyin maupun lintas agama.

Itu sebabnya mereka meminta DPP PKB supaya mempertimbangkannya. Sudah semestinya kader berprestasi dipertahankan. “Pak Sukamto tidak boleh pindah dari Yogyakarta, kami siap mengawal,” ujar perwakilan mereka disambut penuh antusiasme.

Di hadapan 600-an lebih peserta sosialisasi, Sukamto menegaskan dirinya menerima tugas dari DPP PKB untuk membenahi gonjang-ganjing kursi DPR RI Dapil Solo Raya meliputi Solo, Kabupaten Sukoharjo, Klaten, Boyolali.

Namun, kata Sukamto, tugas yang paling utama adalah memperjuangkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin menjadi presiden. “Bismillah, karena ini perintah maka saya berangkat. Saya ini mantan pasukan, diperintah oleh komandan harus berangkat. Apapun yang terjadi itu urusan Gusti Allah SWT,” ungkap mantan anggota Polri itu.

Sukamto dikenal sebagai legislator yang memiliki banyak pendukung. Pria yang sudah puluhan tahun menjadi Ketua RW di lingkungan tempat tinggalnya itu tercatat tiga periode sebagai anggota DPRD DIY dengan perolehan suara yang berlimpah bahkan setara 2,5 kursi, mungkin satu-satunya di Indonesia.

Sebagaimana dinamika yang terjadi pada parpol yang lain, menurut Sukamto, permainan ini memang belum selesai. Merujuk Peraturan KPU (Komisi Pemilihan Umum), parpol masih memiliki kesempatan menentukan baka caleg.

Apakah caleg yang diajukan akan digeser, dipindah, berganti nomor urut, saat ini dicalonkan tetapi nanti tidak dicalonkan atau sebaliknya, menurut Sukamto, semua itu masih menunggu batas akhir 14 September 2023.

“Mohon doanya supaya saya bisa ditugaskan di Yogyakarta lagi. Kalau saya ditugaskan di Solo Raya, bismillah, la haula wala quwwata illa billah. Saya tidak mimpi menang di sana. Semua caleg di Sukoharjo, Solo, Klaten Boyolali sudah merapat ingin berkoalisi dengan saya tetapi apakah rakyatnya mau? Wong saya nggak dikenal di sana, biasanya rakyat itu memilih caleg yang sudah dikenal,” kata Sukamto.

Apapun yang terjadi, lanjut dia, apabila itu merupakan tugas partai maka siap melaksanakan meskipun realitanya ratusan ribu pendukungnya tidak rela bahkan tidak sedikit yang menangis memintanya tetap menjadi wakil rakyat dari DIY.

“Yakin saja pada Allah SWT. Ada malam ada siang. Ada saatnya hujan, ada terang dan matahari. Dalam hati, saya kok yakin pindah ke Solo ini belum tenanan. Mungkin baru ngetes saya. Jadi, saya minta jangan risau, kalau saya jadi pindah Solo mudah-mudahan PKB di DIY masih ada dan saya bisa menjadikan Gus Muhaimin presiden,” kata Sukamto. (*)