Warga Besole Bantul Membuat Briket dari Sampah

Debu sangat banyak dan kami masih terkendala Alat Pelindung Diri.

Warga Besole Bantul Membuat Briket dari Sampah
Proses pengolahan briket berbahan batok kelapa dan sampah di Dusun Besole Poncosari Srandakan Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Kaum ibu yang mengelola bank sampah "Amanah" Dusun Besole Kalurahan Poncosari Srandakan Bantul sejak sepekan terakhir mengolah briket berbahan batok kelapa dan sampah.

Dalam seminggu produksi mencapai 50 kilogram dengan harga jual Rp 16 ribu per kilogram yang diperuntukan usaha kuliner  dan usaha UMKM.

Kepada wartawan dalam acara Dinamika Desa gelaran Dinas Kominfo Bantul, Selasa (7/11/2023), pengurus bank sampah, Wartinah, mengatakan mereka yang terhimpun dan mengolah briket ada 15 orang.

"Setiap hari kami mengolah sampah dari batok kelapa dan kalau ada sampah lain. Untuk 50 kilogram batok kelapa jika diolah menjadi briket mendapat 10 kilogram," kata Wartinah.

Bahan baku diperoleh dari warga sekitar.

ARTIKEL LAINNYA: Ratusan Warga Unjuk Rasa di DPRD Bantul, Tolak IPLT Ponggok

Untuk proses pembuatan briket diawali dengan pembakaran batok kelapa ataupun sisa sampah lain selama tiga jam pada alat dengan suhu 600 derajat, lalu didinginkan dan digiling menjadi serbuk.

Kemudian, serbuk dicampur lem yang terbuat dari tepung kanji, lalu dicetak, dipotong potong dan dikemas. Briket siap dijual.

"Dalam membuat briket ini, debu sangat banyak dan kami masih terkendala Alat Pelindung diri (APD). Karena kami belum punya APD yang lengkap," katanya.

Selama ini mereka hanya menggunakan masker dan celemek. "Kami butuh bantuan APD. Kalau alat kami dibantu program dari CSR PT Pertamina," katanya.

Dukuh Besole, Daryanto, menambahkan warga membuat bank sampah sejak empat bulan silam. Sampah yang  terkumpul dari warga dipilah dan dijual.

"Sampah yang kecil-kecil atau remukan dicampur ke pembuatan briket batok kelapa," katanya.

Adanya bank sampah, menurut dia, menjadi salah satu cara mengurangi volume sampah di masyarakat serta menjaga kelestarian lingkungan. (*)