UMKM Menjadi Tuan Rumah Ekosistem Digital
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Pertumbuhan teknologi digital beberapa waktu belakangan ini telah membawa pengaruh besar ke dalam segala lini kehidupan manusia. Tidak terkecuali di Indonesia, adopsi teknologi digital mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Peningkatan jumlah pengguna dengan fungsi yang beragam pun sangat signifikan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kemenkominfo, pengguna internet di Indonesia pada awal tahun 2022 sudah mencapai 202,35 juta orang.
"Sekitar 202,35 juta masyarakat Indonesia yang telah menggunakan internet tersebut menunjukkan semakin intensifnya digitalisasi yang terjadi di dalam masyarakat," ungkap Dedy Permadi, juru bicara Kemenkominfo, melelui keterangan tertulisnya, Rabu (23/2/2022).
Hal ini menjadi sangat relevan karena selama pandemi Covid-19, hampir seluruh lini kehidupan masyarakat terisi oleh penggunaan teknologi digital dan internet. Pemanfaatan teknologi digital menjadi aktivitas sehari-hari di tengah merebaknya virus yang belum bisa diprediksi sampai kapan berakhirnya.
Berkembang pesatnya perusahaan e-commerce juga menjadi geliat yang besar dalam pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi yang masih berlangsung sampai saat ini. Berbagai solusi dalam bentuk aplikasi maupun berbasis web muncul sebagai jawaban dari setiap kebutuhan manusia, termasuk di Indonesia.
Berdasarkan Laporan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, di tahun 2021 total transaksi di platform e-commerce Indonesia mencapai Rp 403 triliun atau tumbuh sekitar 51,6 persen. Padahal tahun sebelumnya sebesar Rp 266 triliun.
Bahkan diprediksi pada tahun 2022 masih akan tumbuh pesat dengan perkiraan total transaksi sebesar Rp 530 triliun. Artinya masih akan tumbuh sekitar 31,4% (yoy) dari tahun lalu.
"Kondisi tersebut dapat menjadi harapan besar bagi pertumbuhan ekonomi yang eksponensial bagi para pelaku ekonomi mikro di tahun 2022 ini, bahkan tahun-tahun berikutnya sebagai sebuah ekosistem yang sangat menjanjikan," jelasnya.
Namun bagi kebanyakan pelaku usaha mikro atau UMKM, baik barang maupun jasa, mereka seringkali terhambat oleh terbatasnya kemampuan teknis dan biaya pembuatan maupun pengelolaan toko online atau website-nya sendiri di luar platform e-commerce. Begitu juga dengan semakin banyaknya opsi.
"Berjualan dan memasarkan produk di berbagai platform sosial media yang ada saat ini juga terkadang menjadi hal yang menyulitkan para pelaku usaha. Mereka tidak bisa melakukan pengelolaan dan fokus pada pengembangan produknya," paparnya.
Sementara, Fiter Bagus Cahyono selaku CEO PT Goklik Digital Nusantara, sebuah perusahaan teknologi asal Yogyakarta, mengungkapkan perusahaannya baru-baru ini meluncurkan sebuah solusi sederhana dan tepat guna. Platform ini dapat membantu para pelaku usaha mikro atau UMKM, baik barang maupun jasa, yaitu Goklik.
"Dengan pertumbuhan ekonomi digital yang sangat tinggi, UMKM Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk bisa turut menikmati manisnya ekosistem digital di negaranya sendiri," paparnya.
Bagus mencontohkan, bila ada platform teknologi yang bisa membuat seorang pedagang di Malioboro bisa secara mandiri mempunyai simple website untuk berjualan produk-produknya, maka mereka dengan mudah bisa membagikan link-nya ke semua pelanggan yang dimiliki.
"Platform tersebut akan membantu dirinya untuk bisa menghasilkan keuntungan lebih melalui tambahan penjualan online yang selama ini tidak pernah dia bayangkan untuk bisa dimiliki secara mandiri, mudah, dan gratis," paparnya.
Co-founder Goklik, Bachtiar Rifa’i, menambahkan dengan lebih rinci bahwa masih banyak UMKM Indonesia yang belum bisa menikmati kemudahan dan potensi berjualan di ekosistem digital. Untuk itu, para pelaku UMKM harus mempunyai ekosistem ekonomi digital yang gratis, masif, dan berorientasi pada kemajuan seluruh penghuninya. "Goklik hadir dengan cita-cita tersebut,” ucap Bachtiar.
Dalam rangka peluncurannya, Goklik berencana untuk melakukan serangkaian kegiatan berupa workshop gratis tentang penerapan teknologi digital yang tepat guna dan efektif bagi para komunitas, asosiasi, maupun organisasi pedagang, penyedia jasa, konten kreator, maupun pihak lain yang tertarik untuk bisa memanfaatkan peluang di ekosistem digital dengan cara gratis, benar, dan efektif. (*)