Ubah Perilaku Masyarakat, Kunci Kendalikan Penyakit Menular

Kemenkes dan Anggota Komisi IX DPR RI Sukamto Sosialisasi Kesehatan Lingkungan di Sleman
Ubah Perilaku Masyarakat, Kunci Kendalikan Penyakit Menular
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB, Sukamto, saat Sosialisasi Program Peningkatan Kualitas Kesehatan Lingkungan STBM 5 Pilar, Sabtu(15/7/2023), di Balai Kalurahan Sumberadi Sleman. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Penyakit menular yang diakibatkan oleh faktor lingkungan hidup seperti tipes, malaria dan demam berdarah saat ini relatif mampu dikendalikan termasuk di wilayah Kabupaten Sleman. Kuncinya adalah mengubah perilaku masyarakat terhadap lingkungan.

Ini terungkap saat berlangsung Sosialisasi Program Peningkatan Kualitas Kesehatan Lingkungan STBM 5 Pilar, Sabtu(15/7/2023), di Balai Kalurahan Sumberadi Sleman.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Adapun narasumber anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKB Dapil DIY, Sukamto dan Anita Gultom dari Kemenkes serta Puji Sutarjo dari Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY dan Yonatan SKM dari Dinkes Sleman.

“Lingkungan punya peran besar mempengaruhi derajat kesehatan. Kita refleksikan perilaku kita terhadap kesehatan lingkungan,” ungkap Yonatan SKM.

Peserta Sosialisasi Program Peningkatan Kualitas Kesehatan Lingkungan STBM 5 Pilar, Sabtu(15/7/2023), di Balai Kalurahan Sumberadi Sleman. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Menurut dia, Kemenkes sudah membuat program nasional gerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang di dalamnya memiliki lima pilar yaitu stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun,  pengelolaan makanan dan minuman rumah tangga, penanganan sampah serta penanganan limbah cair rumah tangga.

“Program itu jika bisa diterapkan di Sleman untuk mendorong masyarakat mengubah perilaku. Saat ini tren penyakit menular sudah bisa dikendalikan,” ujarnya seraya menambahkan dari 86 kalurahan di Kabupaten Sleman tinggal satu yang belum melaksanakan deklarasi sebagai kalurahan STBM.

Anita Gultom sepakat sekaligus berpesan kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan dengan cara memperhatikan kesehatan lingkungan.

Dia juga menggelorakan semangat untuk menjaga kesehatan yang dimulai dari diri sendiri. “Sehat dimulai dari S,” ujarnya. S yang dia maksudkan adalah “Saya”.

Begitu pula, Puji Sutarjo juga berpesan agar masyarakat menerapkan perubahan perilaku terhadap lingkungan supaya terbebas dari penyakit menular.

Diakui, penyakit menular di DIY turun drastis sebaliknya penyakit tidak menular misalnya saja tekanan darah atau darah tinggi, jantung, diabetes dan lain-lain justru cenderung meningkat.

Sebagai antisipasi, dia meminta masyarakat untuk memeriksakan diri ke layanan-layanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah termasuk Posbindu di tingkat dusun.

Tak hanya mendengarkan materi, peserta sosialisasi sejumlah lebih kurang 600-an orang berasal dari warga nahdliyin termasuk Ansor dan Banser, memperoleh kesempatan mengakses layanan cek kesehatan gratis yang tersedia di depan balai kalurahan tersebut.

Mengenai penanganan sampah serta limbah cair rumah tangga maupun permasalahan yang berkaitan dengan sektor kesehatan, Sukamto menegaskan, apabila ada warga atau kalurahan yang merasa kesulitan bisa menghubungi dirinya.

Prinsip, lanjut Sukamto, sebagai wakil rakyat dirinya siap membantu kesulitan yang dialami oleh masyarakat DIY. “Jika ada kalurahan menangani masalah sampah dengan swadaya masyarakat, tolong saya dijawil,” pinta Sukamto. (*)