TPS Lokasi Khusus Disiapkan di Sejumlah Pondok Pesantren

Maksimal pemilih tiap TPS 300 orang ditambah dua persen cadangan surat suara.

TPS Lokasi Khusus Disiapkan di Sejumlah Pondok Pesantren
Penyerahan maskot KPU untuk Pemilu 2024 kepada narasumber. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bantul menggelar Sosialisasi Pendidikan Pemilih bagi Pondok Pesantren di Hotel Grand Dafam Rohan, Rabu (22/11/2023).

Acara kali ini dibuka oleh Kadiv Teknis Penyelenggaraan KPU Bantul, Mestri Widodo MM, dengan narasumber Mohlas Madani, Brand Manager LAZ Al Azhar Jogja dan Wuri Rahmawati MSc selaku Kadiv Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Bantul.

Peserta sosialisasi terdiri dari pengasuh dan perwakilan santri pondok pesantren serta PPK se-Kabupaten Bantul.

"Kita akan mengggelar pendidikan politik di sembilan segmen khusus termasuk salah satunya pondok pesantren. Tujuannya agar informasi pemilu bisa tersampaikan kepada para santri, yang kadang mereka ada keterbatasan informasi, karena mereka tidak membawa HP,” kata Mestri.

Diharapkan perwakilan dari pondok pesantren akan menyampaikan informasi yang mereka peroleh kepada santri di pondok pesantren masing-masing.

Peserta pendidikan pemilih bagi pondok pesantren. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Pondok pesantren, lanjut Mestri, potensi Daftar Pemilih Tambahan (DPTb)-nya tinggi. Hal penting yang harus dilakukan adalah antisipasi dengan persiapan pendirian Tempat Pemungutan Suara (TPS) lokasi khusus.

Di Bantul jumlahnya ada 22 TPS termasuk di antaranya TPS yang didirikan di lingkungan pondok pesantren.

"Pondok pesantren yang mengajukan pendirian TPS lokasi khusus. Maksimal pemilih tiap TPS ada 300 orang ditambah dua persen (enam lembar) cadangan surat suara sebagaimana peraturannya," urai Mestri.

Adapun sebaran TPS lokasi khusus untuk Islamic Center BIN BAZ Piyungan 5 TPS, Ponpes Al Munawwir Krapyak Sewon 3 TPS, Ponpes Ali Maksum Krapyak 4 TPS dan Ponpes An Nur Ngrukem Sewon 5 TPS.

"Di dalam pemilu yang akan digelar 14 Februari 2024, akan memilih lima yakni Capres-Cawapres, DPD RI, DPR RI, DPRD DIY serta DPRD kabupaten/kota. Warna kertasnya juga berbeda-beda, jadi nanti saat memasukkan ke kotak suara harus diperhatikan petunjuknya jangan sampai salah," kata Mestri.

ARTIKEL LAINNYA: Politik Uang dan SARA Jadi Prioritas Pengawasan Pemilu

Sedangkan Mohlas Madani mengatakan para santri saat memilih diharapkan paham nilai dan rekam jejak seseorang. Jika personalitas yang dikedepankan maka yang ada adalah mobilisasi pemilih. "Jika ingin pemilu itu  berkualitas  maka yang bagus adalah partisipasi," katanya.

Partisipasi dari generasi milenial maupun generasi Z sangat penting sebab jumlah mereka yang tinggi. Generasi milenial 33,6 persen dan generasi Z jumlahnya 22,8 persen.

"Mereka adalah pemilih generasi muda, termasuk di antaranya para santri. Kalau yang sudah sepuh biasanya adalah para pengasuh," katanya.

Salah seorang peserta sosialisasi, Avicenna Yusuf Al Ghuraf dari Ponpes Ali Maksum Krapyak mengatakan pendidikan pemilih yang dilaksanakan oleh KPU Bantul bermanfaat. “Informasi yang didapat ini akan saya sebar luaskan kepada teman-teman saya, termasuk di OSIS," kata siswa kelas XI SMA Ali Maksum itu.

Baginya, pemilu 2024 adalah pertama kalinya. "Iya saya pemilih pemula, usia saya 17 tahun," kata santri yang berasal dari Gunungkidul tersebut. (*)