Tolak Omnibus Law, Gejayan Memanggil Kembali

Tolak Omnibus Law, Gejayan Memanggil Kembali

KORANBERNAS.ID,JOGJA -- Ratusan mahasiswa dan aktivis pro demokrasi di Yogyakarta kembali turun ke jalan, Jumat (14/08/2020) siang, untuk menggemakan penolakan terhadap pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Lapangan Kerja atau yang populer dengan sebutan omnibus law ciptaker. Aksi tersebut berpusat di Jalan Affandi atau yang dulu populer dengan sebutan Jalan Gejayan.

Lusi, salah satu aktivis Aliansi Rakyat Bergerak, perhimpunan yang menjadi motor aksi unjuk rasa damai bertajuk “Gejayan Memanggil” pada Jumat siang menuturkan, aksi Gejayan Memanggil yang telah kali keenam digelar merupakan bentuk dukungan kepada aksi penolakan serupa yang digelar di berbagai kota di Tanah Air.

“Kami di Gejayan Memanggil ini juga telah terkoordinasi secara nasional. Ada teman-teman dari Makassar, Jakarta, Bandung dan sekitarnya yang juga melakukan aksi penolakan terhadap omnibus law,” ujarnya.

Gejayan Memanggil juga ditujukan untuk memberikan tekanan politik agar penguasa membatalkan pembahasan RUU kontroversial tersebut. Termasuk menyanggah hasil survai pemerintah yang menyatakan RUU Ciptaker diterima publik secara luas.

“Tujuan aksi ini memberikan tekanan politik. Sebagai tandingan dari survai yang dikeluarkan pemerintah bahwa omnibus law disetujui dan diterima oleh publik. Kami menunjukkan itu nggak, statemen itu terlalu menggeneralisir,” ungkapnya kepada koranbernas.id.

Revo, juru bica Aliansi Rakyat Bergerak, menuturkan, aksi-aksi serupa akan terus dilakukan para mahasiswa dan aktivis sampai pemerintah dan parlemen tak lagi membahas RUU tersebut.

“Aksi-aksi ini akan terus berlanjut sampai omnibus law digagalkan. Kenapa? Karena DPR tidak punya prioritas, di saat banyak masyarakat yang mengalami kesulitan, DPR tetap getol membahas RUU Ciptaker,” ungkapnya.

Terpisah, Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto meminta pemerintah dan DPR berbesar hati mendengarkan aspirasi publik. Terlebih lagi telah banyak ormas dan elemen masyarakat yang tidak menyetujui dilanjutkannya pembahasan RUU omnibus law itu.

“Saya berharap semua pihak menahan diri dan berbesar hati, terlebih lagi DPR, kalau bisa ditunda, syukur-syukur dibatalkan, sudah banyak yang menentang,” tadnasnya. (ros)

Para peserta aksi unjuk rasa Gejayan Memanggil melakukan long march dari kampus UGM menuju kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Meski diikuti ratusan demonstran, aksi tetap berjalan dengan kondusif. (ros)