Tempel, Seyegan dan Mlati Terkena Proyek Tol Jogja-Bawen

Tempel, Seyegan dan Mlati Terkena Proyek Tol Jogja-Bawen

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) DIY, menyelenggarakan Sosialisasi Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Tol Yogyakarta-Bawen, Rabu (8/7/2020). Sosialisasi berlangsung di Aula Lantai III Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, dihadiri oleh Camat dan Kepala Desa yang wilayahnya dilewati pembangunan tol Yogya-Bawen, OPD terkait dan Balai Besar Sungai Serayu dan Opak (BBWSO).

Kepala Dispertaru DIY, Krido Suprayitno menjelaskan, dalam sosialisasi ini pihaknya memberikan informasi pengenalan trase tol Jogja-Bawen yang menjadi gambar definitif untuk mengadakan sosialisasi lebih lanjut.

Dasar pengadaan tanah ini adalah UU No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

“Pembangunan tol Jogja-Bawen merupakan program strategis nasional. Untuk penyelenggaraan pengadaan tanah baru tahap persiapan,” ujar Krido.

Ia menuturkan bahwa dalam pembangunan tol tersebut, pihaknya melibatkan BBWSO karena trase tol Jogja-Bawen melewati atas Selokan Mataram. Selain itu pihaknya juga melibatkan Satgas Kabupaten Sleman karena harus melakukan sosialisasi dan konsultasi publik dengan protokol kesehatan yang ditargetkan mulai Rabu (8/7/2020).

Pembangunan tol Jogja-Bawen akan melewati tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Sleman sepanjang kurang lebih 7,65 kilometer. Adapun kecamatan yang dilewati yaitu Tempel yang meliputi Desa Banyurejo 166 bidang tanah, Tambakrejo 88 bidang tanah dan Sumberrejo 12 bidang tanah.

Kemudian Kecamatan Seyegan meliputi Desa Margokaton 190 bidang tanah, Margodadi 76 bidang tanah dan Margomulyo 106 bidang tanah. Sedangkan untuk Mlati, proyek ini akan melewati Desa Tirtoadi sebanyak 277 bidang tanah.

“Wilayah Desa Tirtoadi sebagian ada yang masuk pembangunan tol Jogja-Solo dan Jogja-Bawen,” tambah Krido.

Bupati Sleman, Sri Purnomo berharap dalam sosialisasi pembangunan tol ini masyarakat bisa memahami secara komprehensif. Yakni bahwa pembangunan tol ini merupakan program pembangunan nasional untuk kepentingan umum.

“Saya berharap masyarakat bisa menerima dan mendapatkan kemanfaatkan yang lebih baik. Ketika tanah mereka kena pembangunan tol ini mereka akan mendapatkan ganti untung,” kata Sri Purnomo. (SM)