Teknologi TTS Ubah Text jadi Suara

Teknologi TTS Ubah Text jadi Suara

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA - Teknologi Artificial Intelligence (AI) kini telah menjangkau segala kehidupan manusia, Salah satu teknologi AI yang memiliki banyak aplikasi dan berpotensi besar untuk terus berkembang adalah Text-to-Speech (TTS).

TTS merupakan sebuah sistem atau teknologi yang dapat mengubah teks menjadi suara semirip mungkin dengan penutur asli. Teknologi ini dapat mengucapkan kata apapun dengan kosakatanya tidak terbatas. Tentu saja dengan hadirnya teknologi AI text-to-speech engine dapat mempermudah beberapa sektor kehidupan.

Secara umum TTS dapat digunakan untuk membaca berita, email, melengkapi smart speaker, pengisi suara video, narator audiobook, membaca konten website dan lain sebagainya. Text to speech menjadi kemudahan bagi para pekerja kreatif atau influencer dalam meminimalkan pekerjaan mereka ketika ingin mengubah file teks menjadi file audio (automatic voice over).

Widya Wicara, salah satu perusahaan teknologi asal Yogyakarta, mengembangkan teknologi Text to Speech. Teknologi ini dapat mengkonversi tulisan menjadi suara. Widya Wicara ingin berkontribusi di segala bidang industri, seperti media, bidang pendidikan, perusahaan, dan masih banyak lagi.

Khusus untuk media, teknologi ini memungkinkan pengunjung kanal berita untuk membaca dan mendengarkan bacaan dalam waktu bersamaan. Dengan adanya fitur ini, membaca berita tidak lagi membosankan. Karena teknologi Text-to-Speech milik Widya Wicara ini sendiri memiliki banyak pilihan suara. Mulai dari formal hingga, informal, sehingga nantinya dapat disesuaikan dengan kanal berita maupun tujuan pembacaan naskah.

“Dengan teknologi Text-to-Speech, pengunjung website berita dapat mendapat informasi dengan cara alternatif lain yakni mendengarkan,” Ungkap Reza Sutrisno, Head of Marketing di Widya Wicara dalam keterangan tertulisnya Jumat (11/11/2022).

Text to Speech Widya Wicara menyediakan 7 pilihan suara yaitu Widya (perempuan), Rio (laki-laki), Nana (perempuan), Helmy (laki-laki), Prabu (laki-laki), Teguh (laki-laki), dan Wisnu (laki-laki). Ketujuh suara tersebut memiliki pembawaan dan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Tentu saja bisa disesuaikan dengan image dari brand yang dibawa.

Jika ingin tahu bagaimana sistem kerjanya, pengguna tinggal membuka website atau platform text to speech widya wicara. Kemudian, masukan email dan password kemudian klik “sign in”. Jika belum memiliki akun, bisa melakukan pendaftaran di website Widya Wicara. Lalu, pada tampilan menu dashboard klik “virtual voice over”.

Ketik/paste teks yang ingin di sintesis pada kotak editor yang tersedia. Kemudian klik ”synth” untuk merubah teks menjadi audio. Maksimal karakter untuk satu kali proses sintesis adalah 500 karakter. Jika dirasa sudah sesuai, silahkan klik “download” untuk mendownload audio hasil sintesis.

"Dengan fitur audio widget yang dihadirkan untuk kanal berita, dengan demikian sangat memungkinkan membaca berita sambil AFK (Away from Keyboard-red). Diharapkan nantinya dapat meningkatkan minat baca maupun jumlah pembaca pada media.

Saat ini, Widya Wicara membuka kesempatan bagi media secara cuma-cuma untuk memasang fitur ini di kanal mereka. Pengguna bisa melakukan pekerjaan sambil ditemani suara pembacaan berita dari auto widget, misalnya kegiatan seperti mengemudi, memasak, bekerja, dan masih banyak lagi. Dengan fitur ini pengguna dapat melakukan kegiatan apapun tanpa ketinggalan update berita terkini.

Selain audio widget, text-to-speech milik Widya Wicara ini juga dapat membantu para penggiat konten untuk membuat voice over. Cukup memasukkan script pada website TTS, pengguna dapat memilih suara yang pas dengan konten mereka. Selain meningkatkan efektifitas, fitur ini juga dapat memangkas biaya untuk kebutuhan alat rekaman, penyewaan studio, hingga membayar voice over talent untuk memproduksi audio dari teks yang sudah disusun terlebih dahulu.

“Text to speech memiliki beberapa kelebihan, seperti kualitas audio yang baik, sintesis suara yang natural, akurasi yang cukup tinggi dan juga proses produksi yang singkat,” tambah Reza.

Output atau audio yang dihasilkan dapat terdengar lebih natural dan tidak terdengar seperti berbicara dengan bot atau robot. Selain dapat memudahkan pekerjaan manusia, teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan keuntungan bisnis dan mengurangi pengeluaran.(*)