Sumber Mata Air di DIY Mulai Terancam, Aksi Penghijauan Jadi Pilihan

Sumber Mata Air di DIY Mulai Terancam, Aksi Penghijauan Jadi Pilihan

KORANBERNAS.ID, SLEMAN—Kondisi lingkungan di daerah tangkapan air dan sekaligus sumber mata air di DIY mulai terancam. Lereng Gunung Merapi yang menjadi kawasan tangkapan air sekaligus sumber mata air bersih di wilayah DIY, terus tergerus oleh aktivitas penambangan pasir yang tidak terkendali.

“Wilayah lereng Gunung Merapi terutama di bagian Selatan, dipilih menjadi area penghijauan. Karena 80 persen sumber utama mata air bersih di Yogyakarta berasal dari lereng Selatan Gunung Merapi. Namun, saat ini akibat aktivitas penambangan pasir yang kurang terkendali menyebabkan banyak titik sumber air bersih yang terancam kering,” kata Direktur BEI Risa E. Rustam, dalam rilisnya terkait aksi penghijauan yang dilakukan di sebagian wilayah selatan Merapi.

Penghijauan persisnya dilakukan di Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman. Kegiatan tersebut diikuti oleh jajaran Direksi, Dewan Komisaris dan Karyawan Bursa Efek Indonesia dengan total sebanyak 561 peserta. Sedangkan yang di tanam, sebanyak 3.000 bibit pohon alpukat dan mahoni.

Risa menjelaskan, aksi penghijauan di lereng Gunung Merapi bagian selatan ini, merupakan bentuk komitmen PT Bursa Efek Indonesia (BEI/IDX), sebagai bagian dari regulator di pasar modal Indonesia. Aksi ini adalah wujud komitmen dan peran aktif dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), sebagaimana Perpres No. 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

BEI, kata Risa, telah melaksanakan inisiatif untuk mewujudkan serangkaian program keuangan berkelanjutan. Secara sistematis BEI telah menyusun Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) yang salah satunya berfokus pada kinerja keberlanjutan aspek lingkungan hidup.

“Untuk itulah bersamaan dengan kegiatan IDX Team Building 2022 yang merupakan rangkaian acara peringatan HUT ke-30 BEI, kami melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) penghijauan kembali berupa penanaman 3.000 bibit pohon mahoni dan alpukat pada 3 September 2022 di lereng Gunung Merapi,” katanya.

Penananam pohon dilaksanakan secara bertahap. Setelah 600 pohon ditanam serentak oleh para karyawan peserta IDX Team Building 2022, sisanya akan ditanam oleh karang taruna dan warga setempat.

“Diperlukan tindakan nyata dan segera untuk menghijaukan kembali area sumber air melalui penanaman pohon di area tersebut untuk menyelamatkan sumber air dan alam di lereng Gunung Merapi,” imbuhnya.

Risa mengungkapkan bahwa pohon Mahoni dan pohon Alpukat dipilih karena merupakan pohon yang berbatang keras, berumur panjang, mampu menyerap polusi udara, dan menghasilkan oksigen yang menyegarkan udara sehingga sesuai untuk dimanfaatkan sebagai pohon penghijauan. Sedangkan pohon Alpukat sangat cocok dengan kontur tanah sekitar Gunung Merapi dan memiliki akar yang berfungsi utama menyerap air.

“Pasca penanaman, BEI berkomitmen melakukan koordinasi dengan pemerintah desa setempat dan karang taruna untuk melakukan perawatan secara berkala dan memastikan bibit pohon yang ditanam tumbuh dengan baik, sehingga tujuan utama berupa penghijauan di lereng Gunung Merapi dapat terwujud dengan baik,” pungkasnya. (*)