Sepekan Maulid Nabi di Masjid Agung Bantul, Puncaknya Digelar Masjid Agung Bersholawat

Masjid Agung Manunggal Bantul adalah masjid milik masyarakat yang dikelola oleh Pemda Bantul.

Sepekan Maulid Nabi di Masjid Agung Bantul, Puncaknya Digelar Masjid Agung Bersholawat
Masjid Agung Bersholawat,Selasa (17/9/2024) malam. (istimewa)
Sepekan Maulid Nabi di Masjid Agung Bantul, Puncaknya Digelar Masjid Agung Bersholawat

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Ribuan warga memenuhi acara Masjid Agung Bersholawat, Selasa (17/9/2024) malam. Acara itu dimeriahkan grup hadroh Bijahil Musthofa Pajangan serta diisi tausiyah oleh KH Henry Sutopo selaku pengasuh Pondok Pesantren Krapyak.

Tampak hadir, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung Manunggal Dr KH Habib Abdus Syakur, Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih serta Forkompimkap Bantul.

"Kegiatan malam hari ini adalah puncak rangkaian maulid Nabi Muhammad SAW yang kita laksanakan sejak sepekan," kata Durori M Pdi, panitia acara itu, kepada koranbernas.id di lokasi.

Dia bersyukur seluruh rangkaian maulid Nabi Muhammad SAW berjalan lancar. "Alhamdulillah selama sepekan ini di Masjid Agung Bantul dilakukan acara bersholawat, pembacaan maulid, pembacaan qasidah yang semuanya memuji Rasulullah Muhammad SAW. Dan malam hari ini kita mencapai puncaknya dengan pengajian, tahlil dan Masjid Agung Bersholawat," lanjut Durori yang juga Lurah Sendangsari Kapanewon Pajangan Bantul tersebut.

Milik masyarakat

Habib Abdus Syakur menambahkan Masjid Agung Manunggal Bantul adalah masjid milik masyarakat yang dikelola oleh Pemda Bantul kemudian diserahkan kepada DKM Bantul.

"Masjid Agung Manunggal Bantul ini adalah cermin yang menggambarkan sebenarnya umat Islam di Bantul," katanya. 

Pada masa-masa yang akan datang serta dimulai beberapa saat ini, lanjut dia, Masjid Agung Manunggal Bantul mulai dipakai untuk berbagai kegiatan.

"Alhamdulillah Ahad pagi sudah ada pengajian, untuk festival anak saleh, untuk pengajian haji, pengajian apapun boleh. Lalu dipakai oleh kawan-kawan dari SD tertentu dari remaja masjid tertentu untuk  keagamaan. Ini karena Masjid Agung Manunggal Bantul adalah milik kita bersama,” ujarnya.

Politik kebangsaan

Yang tidak boleh, kata dia, adalah dipakai untuk kegiatan yang negatif misalnya menjelek-jelekkan NKRI atau menjelekkan pemerintah. “Masjid Agung tidak boleh digunakan untuk kegiatan politik praktis kecuali untuk politik kebangsaan dan politik masyarakat," tandasnya.

Bupati Bantul pun berharap Masjid Agung bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan umat Islam.

"Masyarakat Bantul membutuhkan kegiatan keagamaan untuk menyempurnakan amaliyah-amaliyah kita sebagai umat Islam. Masjid Agung jadi pusat kegiatan Islam atau Islamic Center Umat Islam. Maka DKM.sudah merancang berbagai kegiatan," kata bupati.

Bantul perlu dibangun dengan budaya dan keagamaan. Artinya, saling berkaitan. Budaya menyempurnakan agama. "Agama juga untuk mengendalikan budaya. Agar baik urusan dunia dan akhirat," tandasnya. (*)