Selama Pandemi Sarana Kesehatan Meningkat Drastis

Selama Pandemi Sarana Kesehatan Meningkat Drastis

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Sejak pandemi Covid-19 terhitung April sampai Oktober 2020, sarana dan prasarana kesehatan meningkatkan drastis. Sarana dan prasarana itu bisa digunakan untuk pelayanan pasien tuberkulosis setelah pandemi Covid-19 selesai. Hingga sekarang jumlah kasus dan pasien tuberkulosis (TBC) lebih besar dibanding pasien terkonfirmasi Covid-19.

Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof Muhajir Effendi ketika meresmikan sejumlah sarana dan prasarana kesehatan di RSU PKU Muhammadiyah Gombong,  Selasa (3/11/2020).

Menurut Muhajir, peningkatan sarana dan prasarana itu di antaranya rumah sakit rujukan. Pada April 2020 hanya 439 rumah sakit. Oktober 2020 menjadi 835 rumah sakit rujukan. Tempat tidur dari 6.224 menjadi 20.328.

Alat kesehatan, contohnya ventilator, dari hanya 1.228 unit menjadi 9.138 unit. “Belum terhitung bantuan Kementerian Kesehatan yang diserahkan hari ini,” ujarnya.

Peningkatan alat kesehatan lain yang mendukung penanganan Covid-19 adalah laboratorium kesehatan. Dari hanya 49 laboratorium yang digunakan untuk flu burung menjadi 377 laboratorium.

Dia mengingatkan, penyakit tuberkulosis di Indonesia hingga sekarang jumlah kasus dan pasien meninggal lebih banyak dibanding terkonfirmasi Covid-19. Penderita yang sudah dirawat mencapai 840.000 orang, belum lagi pasien laten atau tersembunyi yang belum dirawat. “Jika pandemi Covid-19 usai, sarana dan alat  kesehatan bisa digunakan untuk penanganan pasien tuberkulosis,” kata dia.

Direktur Utama RSU PKU Muhammadiyah Gombong dr Ibnu Naser mengatakan, sarana dan prasarana yang diresmikan berupa Gedung Isolasi Covid-19 Terpadu.

Gedung ini melayani dari pemeriksaan swab PCR, rawat jalan, hingga pemulasaran jenazah pasien terkonfirmasi Covid-19. Dari 45 tempat tidur, sedang dirawat 18 pasien terkonfirmasi Covid-19.

Sarana dan prasarana pelayanan kanker berupa Instalasi Radioterapi dan Kemoterapi Terpadu serta Instalasi Hemodialisa Terpadu untuk pelayanan publik cuci darah.

Di Kebumen cukup tinggi warga yang mengalami gagal ginjal sehingga membutuhkan pelayanan cuci darah yang dekat. “Apakah karena Kebumen banyak perbukitan kapur, sehingga banyak yang gagal ginjal,” kata Ibnu Naser. (*)