Sektor Pariwisata Terkena Dampak Efisiensi Anggaran

Potensi lost dari sektor pariwisata sekitar Rp 24,8 triliun khususnya untuk hotel.

Sektor Pariwisata Terkena Dampak Efisiensi Anggaran
Ketua BPC PHRI Kulonprogo RH Sumantoyo memberikan sambutan di Puncak Saka, Nanggulan, Jumat (14/2/2024). (anung marganto/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KULONPROGO -- Ketua BPC PHRI (Perhimpunan  Hotel dan Restoran Indonesia) Kulonprogo, RH Sumantoyo, angkat bicara soal efisiensi anggaran. Sektor pariwisata menjadi yang paling terkena dampaknya.

“Potensi lost dari sektor pariwisata sekitar Rp 24,8 triliun khususnya untuk hotel. Sedangkan restoran akan lebih banyak lagi,” ungkapnya pada acara rutin bulanan di Puncak Saka Nanggulan, Jumat (14/2/2025).

Diungkapkan, selama ini sektor pariwisata oleh pemerintah dianggap sebagai sektor aksesoris belum menjadi sektor prioritas. Perlu bagi daerah-daerah untuk menggelorakan pariwisata.

“Kita perlu menggelorakan sektor pariwisata ini dan mendesak pemerintah daerah untuk memprioritaskan sektor pariwisata,” ujarnya.

Pengentasan kemiskinan

Menurutnya, sektor pariwisata jika dikelola secara optimal dan benar akan menjadi alat yang paling cepat untuk pengentasan kemiskinan.

“Dengan pariwisata banyak tenaga kerja terserap dan mempunyai efek domino bagi pendapatan daerah maupun pendapatan masyarakat,” lanjutnya.

Dia mengakui kurangnya pembangunan sarana dan prasarana di Kulonprogo sehingga destinasi pariwisata di kabupaten itu tidak berkembang dan sepi pengunjung.

“Ke depan pihak yang berwenang dalam sektor pariwisata perlu lebih mengedepankan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata yang bisa berdampak pada pendapatan daerah,” harapnya. (*)