Relasi Kuat Semarang dan Jogja di Masa Lalu dalam Pameran Upakarya Semarang

Relasi Kuat Semarang dan Jogja di Masa Lalu dalam Pameran Upakarya Semarang
Seniman Rismanto bersama salah satu karya yang dipamerkan di Upakarya Semarang di Jogja Gallery. (muhammad zukhronnee ms/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Relasi antara Semarang dan DI Yoyakarta telah kuat sejak masa lalu. Relasi ini diangkat dalam sebuah pameran Upakarya Semarang yang dihelat di Jogja Gallery yang berlangsung dari 27-31 Agustus 2023.

“Semarang dan Yogyakarta memiliki relasi yang cukup kuat sejak zaman dahulu. Dalam pameran ini sejarahnya yang kita angkat,” ungkap Wing Wiyarso Poespojoedho Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Senin (28/8/2023).

Dalam pameran tersebut, relasi terlihat dari berbagai aspek baik budaya maupun heritage hingga sarana transportasi. Bahkan dalam catatan sejarah Yogyakarta, Semarang menjadi pemberhentian pertama ketika seorang raja saat akan melakukan lawatan ke luar pulau.

“Pada1800-an, perjalanan menuju Semarang dari Yogyakarta setidaknya memerlukan waktu tempuh 5 hari. Kemudian pada 1900-an, jalur rel kereta api mulai dibangun. Pembangunan jalur kereta ini membuat waktu tempuh Semarang-Yogyakarta menjadi lebih singkat,” lanjutnya.

Kuatnya hubungan Yogyakarta-Semarang juga cukup erat dengan berkembangnya industri gula yang juga memanfaatkan keberadaan rel kereta api untuk mempermudah distribusinya.

Wing menjelaskan bahwa jalur kereta pertama kali dibangun di Semarang. Di sinilah, kereta api memegang peran penting dari kontestasi Semarang.

Pameran Upakarya Semarang menghadirkan beragam manuskrip berbagai bentuk benda, dari kuitansi, surat-surat, serta kartu pos yang mengarsipkan kota industri ini. Selain itu juga menghadirkan visual-visual Semarang, dari karya lukisan, kain batik, fotografi dan instalasi kereta api.

Rismanto adalah salah satu seniman yang ikut serta berpameran dalam Upakarya Semarang kali ini. Seniman yang kerap memvisualisasikan kereta api ini klop dengan tema relasi transportasi antara Semarang dan Yogyakarta pada masa lampau.

“Dikabari mendadak, untung masih ada karya yang temanya pas untuk dipamerkan di sini,” kata Rismanto saat ditemui di sela pameran.

Tiga karya Rismanto dipinang untuk mengisi ruang Jogja Gallery, dua lukisan kanvas dengan tema kereta api, semarang dan satu lagi karya instalasi berupa replika kereta api uap berukuran besar.

Lokomotif uap berwarna kuning keemasan ini menarik gerbong berwarna sama bertuliskan Journey To The West. Kereta ini pun diletakkan di atas replika lintasan rel kereta api yang dibuat serupa dengan aslinya. Level display atau pustek pun dibuat menyerupai potongan rel kereta berukuran besar.

Karya ini adalah salah satu dari banyak replika kereta api yang pernah dibuat Rismanto. Berbagai ukuran dari kecil hingga besar sudah dia hasilkan, beberapa kali gagal namun beberapa set replika berikut lukisannya telah dikoleksi oleh kolektor seni.

“Yang ini dibuat saat pandemi dua tahun lalu. Setidaknya butuh dua bulan untuk menghasilkan replika ini, belum termasuk finishing,” ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti menambahkan kegiatan ini untuk memperkuat relasi yang ada antara Yogyakarta dan Semarang, yang nantinya diharapkan dapat berkelanjutan.

Melalui pameran Upakarya Semarang ini, kata Yetti, diharapkan masyarakat bisa mengenal dengan baik hubungan yang terjalin antara Yogyakarta dan Semarang sejak masa lalu.

“Harapannya, bisa diketahui, bisa dikenal dan bisa menjadi materi edukasi untuk masyarakat umum, yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata,” tandasnya. (*)