Prihatin Kematian Ibu dan Bayi Tinggi, Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Ciptakan Aplikasi Sibinar

Prihatin Kematian Ibu dan Bayi Tinggi, Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Ciptakan Aplikasi Sibinar

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) serta kejadian stunting (kerdil) masih tinggi sehingga menjadi masalah di negara ini. Merujuk data, AKI dan AKB di Indonesia tertinggi di ASEAN. AKI tercatat 305/100.000 KH (Kelahiran Hidup) sedangkan AKB tercatat 21/1.000 KH.

Prihatin terhadap kondisi tersebut sekaligus sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat, seorang dosen Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Yogyakarta, Yuliasti Eka Purnamaningrum SST MPH, menciptakan aplikasi Startup Literasi Bidan Nusantara (Sibinar). Berkat karyanya itu, Yuliasti melaju ke ajang dosen berprestasi tingkat nasional.

Aplikasi tersebut diperkenalkan, Kamis (9/9/2021), di kampus setempat Jalan Tata Bumi No 3 Banyuraden Gamping Sleman. Cara penggunaannya pun relatif mudah. Selain itu, juga bisa diakses setiap orang dan gratis.

“Aplikasi ini dibuat tidak dalam rangka mencari keuntungan. Sibinar nyaman dan bermanfaat sebagai media belajar bagi bidan dan calon bidan. Materi bisa di-download dan dipelajari tanpa perlu online. Ibu hamil bisa menggunakan aplikasi ini secara kesinambungan,” ungkap Yuliasti.

Dia menjelaskan, website Sibinar merupakan platform digital yang ditujukan untuk meningkatkan kompetensi bidan dan meningkatkan kemandirian ibu hamil.

Teknologi informasi kesehatan merupakan jawaban dari masalah kurangnya akses untuk meningkatkan kompetensi bidan dan kemandirian ibu hamil termasuk pada era pandemi Covid-19.

Sibinar merupakan teknologi informasi yang tangguh dengan keunggulan dalam informasi kebidanan yang lebih lengkap dan update, mudah digunakan.

Website ini dapat menjadi media konsultasi dan diskusi bagi bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta menjadi media edukasi dan diskusi bagi sasaran pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, ibu balita serta keluarga.

“Sibinar diterima masyarakat karena mudah digunakan, nyaman dan bermanfaat bagi bidan dan ibu hamil,” ungkapnya.

Pengguna cukup memastikan smartphone, laptop atau komputer terhubung internet (jaringan data ponsel atau wifi). Kemudian, buka web browser seperti google chrome, mozzila firefox atau internet explorer di smartphone, laptop atau komputer.

Ketikkan alamat url (bidannusantara.com) kemudian klik tombol go pada browser atau klik enter, maka muncul halaman awal Startup Literasi Bidan Nusantara (Sibinar).

Adapun fitur atau menu yang tersedia adalah artikel, video, unduhan, chatting dengan bidan, serta aplikasi untuk perhitungan Indeks Massa Tubuh, perhitungan Deteksi Dini Risiko dengan Skor Poedji Rochjati, perhitungan Taksiran Berat Janin serta perhitungan Status Gizi Anak.

Dari kanan, Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Joko Susilo didampingi Heni Puji Wahyuningsih dan Yuliasti Eka Purnamaningrum. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Joko Susilo SKM M Kes didampingi Dr Heni Puji Wahyuningsih SSiT M Keb selaku Wakil Direktur Bidang Akademik memberikan apresiasi atas karya luar biasa Yuliasti yang juga Ketua Program Studi (Prodi) Kebidanan itu. Bersama tim, dia berhasil mencatatkan prestasi tingkat nasional.

Selama sekian tahun Poltekkes Kemenkes Yogyakarta selalu mewarnai prestasi nasional. Kampus ini pun menduduki rangking dua nasional, setelah Surabaya, dari total 38 Poltekkes di seluruh Indonesia.

Menurut Joko, pada era sekarang, digitalisasi layanan kesehatan tidak bisa terelakkan. Ke depan, pelayanan kesehatan menggunakan startup. Dulu daring dianggap tabu, sekarang lazim.

Dia sepakat, ke depan KKN tematik mahasiswa diarahkan ke pencegahan dan penanggulangan stunting. “Ada mahasiswa peduli stunting dan dosen peduli stunting,” ucapnya.

Penanganan terhadap masalah tingginya kematian ibu, bayi dan stunting ini menjadi program prioritas nasional pemerintah Indonesia hingga tahun 2024.

Heni Puji Wahyuningsih menambahkan, keberhasilan yang diraih Yuliastui semakin mengukuhkan peran Poltekkes Kemenkes Yogyakarta melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi. Harapan dia sistem aplikasi itu bisa diakses secara luas se-Nusantara.

Bagi sivitas akademi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Sibinar adalah karya yang luar biasa, sempurna dan inovatif apalagi pemerintah sudah me-launching program pencegahan stunting. Yang pasti, Sibinar lahir dengan disertai riset, kajian lapangan maupun studi lapangan.

“Justifikasi karya ilmiahnya sudah terjawab. Ini untuk menjawab program pemerintah mencegah angka kematian ibu, angka kematian bayi dan stunting,” ujarnya. (*)