PGRI Punya Peran Krusial Dalam Pembangunan SDM

PGRI Punya Peran Krusial Dalam Pembangunan SDM

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO--Wakil Bupati Hj Yuli Hastuti SH menghadiri Konferensi Kerja PGRI Kabupaten Purworejo Tahun 2022, Minggu (26/06/2022). Dalam acara yang dipusatkan di Kantor PGRI Kabupaten Purworejo tersebut, hadir pula Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah Dr Muhdi SH M.Hum, Kepala Dindikbud Wasit Diono S.Sos, Ketua PGRI Purworejo Irianto Gunawan S.Pd, para pengurus serta pimpinan cabang PGRI Kecamatan Se Kabupaten Purworejo.

Dalam sambutannya, Wabup Yuli Hastuti mengatakan, bahwa di masa sekarang ini harus diakui beban tugas guru semakin berat. Guru menjadi salah satu komponen terpenting yang bertanggung jawab mengantarkan anak didik untuk mencapai kedewasaan sebagai calon pemimpin bangsa pada semua bidang kehidupan.

“PGRI mempunyai peran yang krusial dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta memajukan dunia pendidikan. PGRI juga berperan memperjuangkan serta melindungi hak dan martabat guru khususnya dalam aspek profesi dan kesejahteraannya,” kata Yuli Hastuti dalam rilis kepada media, Minggu (26/6/2022).

Lebih lanjut dijelaskan, bidang pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan di Kabupaten Purworejo yang telah tertuang dalam RPJMD 2021-2026. Sehingga dukungan PGRI sangat diharapkan dalam pembangunan pendidikan. “Saya mengapresiasi PGRI yang terus berinovasi dalam membuat program kerja dan terobosan, bersinergi dengan pemerintah untuk bersama-sama memajukan dunia pendidikan kita,” ungkapnya.

Wabup juga sangat mendukung dan mengapresiasi diselenggarakannya konferensi kerja ini. Sebab menurutnya, forum ini menjadi sebuah forum refleksi dan evaluasi terkait perjalanan organisasi selama setahun, sekaligus untuk merancang program-program di tahun berikutnya.

“Harapan saya, konferensi ini dapat menghasilkan program-program yang berkualitas. Selain itu, juga dapat sebagai wahana menjalin solidaritas dan soliditas di antara keluarga besar PGRI Kabupaten Purworejo,” harapnya.

Dr Muhdi SH MHum dalam sambutannya menyoroti nasib guru honorer. Menurutnya, guru honorer dengan usia muda dan melek teknologi adalah penyelamat pendidikan saat pandemi.

Para guru honorer tidak hanya mengajar kepada muridnya tapi juga mengajari ke sesama guru. Karena di masa pandemi hanya 17% pendidik yang siap mengajar dengan sistem daring. “Namun disayangkan, para guru honorer yang usianya di bawah 35 tahun itu belum mempunyai status yang jelas sehingga harus terus diperjuangkan oleh kita bersama,” ungkapnya.

Dikatakan, di Provinsi Jawa Tengah ada sekitar 120 ribu guru honorer yang harus diperjuangkan. Terbanyak berada di Kabupaten Cilacap sekitar 5 ribu orang sedangkan di Kabupaten Purworejo ada sekitar 2.400 orang.”Ini adalah pekerjaan rumah bagi PGRI dan pemerintah tentunya,” kata Muhdi. (*)