Perwakilan Mahasiswa dari 18 Provinsi Mengikuti Penguatan Pembauran

Tangkal efek negatif globalisasi, generasi muda harus mengedepankan persatuan.

Perwakilan Mahasiswa dari 18 Provinsi Mengikuti Penguatan Pembauran
Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo memberi pengarahan saat acara penguatan pembauran. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Bantul bersama Forum Pembauran Kebangsaan  (FPK) Kabupaten Bantul menggelar kegiatan Penguatan Pembauran di Omah Tembi Homestay, Jalan Parangtritis No 8 Degan Timbulharjo Sewon, Selasa (23/7/2024).

Kegiatan itu dibuka Kepala Bakesbangpol Kabupaten Bantul ST Heru Wismantara MM dan Wakil Bupati Joko Purnomo yang memberikan pengarahan pada acara yang diikuti 50 pemuda dan mahasiswa dari 18 provinsi tersebut. Di antaranya perwakilan mahasiswa dari Maluku, Bali, Sulawesi Selatan, Papua dan perwakilan mahasiswa dari Bangka Belitung.

Tampak hadir Wijaya Tunggali ST selaku Ketua FPK Bantul dan dua pembicara yakni Edi Iskandar ST M Cs (Dosen UTDI Yogyakarta) serta Dawud Subroto (Pengelola Desa Wisata Tembi).

"Kita hidup dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terdiri dari beragam etnis, suku bangsa, bahasa, seni tradisi  dan budaya maupun beragam serta perbedaan yang lain. Dalam bingkai NKRI berdasar Pancasila dan tujuan bernegara sebagaimana tercantum dalam   UUD 1945 maka kita termasuk para pemuda dan mahasiswa jangan menonjolkan perbedaan tersebut. Yang kita kedepankan adalah persatuan dan kerukunan kendati dalam perbedaan," kata Joko.

Foto bersama peserta penguatan pembauran dari perwakilan mahasiswa 18 provinsi. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Generasi muda, lanjutnya, merupakan calon penerus yang akan meneruskan estafet kepimpinan bangsa. "Maka gunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk masa depan kalian semua dan saat kembali ke daerahnya masing-masing setelah selesai menempuh pendidikan dan membangun wilayah. Dan jangan pernah berhenti untuk belajar dan membaca menambah pengetahuan," tambahnya.

Heru menambahkan para mahasiswa ini berkumpul untuk menjalin silaturahmi, saling memberikan informasi tentang budaya, tentang bagaimana menguatkan konsep budaya ini dalam kebangsaan saling memberikan informasi.

"Kita gali bersama bagaimana kekuatan angkatan muda ini untuk menjaga konsep kebangsaan NKRI.  Posisi geografis Indonesia yang sangat menguntungkan dan sumber kekayaan alam yang potensial, selain sebagai rahmat juga berpotensi mengundang sejumlah kerawanan dan ancaman. Kondisi ini memposisikan Indonesia Indonesia menjadi ladang perebutan pengaruh negara negara besar dengan segala cara, salah satunya dengan memanfaatkan segala aspek berbangsa dan bernegara yang meliputu ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan. Hal ini sudah menjadi ancaman nyata bagi NKRI," kata Heru.

Agar NKRI tetap utuh, bangsa Indonesia harus memiliki daya tahan dan daya tangkal untuk menghadapi segala persoalan, ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan. Imunitas bangsa diwujudkan melalui pemahanan dan penerapa nilai nilai luhur bangsa oleh seluruh Warga Negara Indonesia.

Jiwa nasionalisme

Memahami dan menerapkan nilai nilai luhur bangsa yangsa diimplementasikan melalui menghormati perbedaan, semangat untuk bersatu, rela berkorban dan pantang menyerah serta adanya harga diri dan jiwa nasionalisme. Sehingga tidak mudah dipecah belah.

"Penduduk Indonesia terdiri berbagai macam suku, etnis, agama, bahasa yang berbeda dengan latar belakang dan golongan tengah mengalami ujian berat akibat arus globalisasi yang mulai menggerus nilai nilai kebangsaan dan berganti dengan pola hidup yang individualistik dan mengagungkan kebebasan. Kehadiran FPK sangat dibutuhkan untuk kebutuhan NKRI yang sangat rentan terhadap konflik. Perlu pembauran antar suku agar fanatisme kesukuan tidak memicu konflik. Sekecil apapun persoalan sosial harus segera terselesaikan agar tidak menjadi besar,” kata Heru. (*)