Perajin Gula Merah Keluhkan Kelangkaan Gula Rafinasi

Perajin Gula Merah Keluhkan Kelangkaan Gula Rafinasi

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN — Perajin gula merah di Kabupaten Kebumen, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara mengeluhkan kelangkaan atau berkurangnya pasokan gula rafinasi sebagai salah satu bahan baku pembuatan gula merah. Berkurangnya pasokan gula rafinasi di pasaran, menurunkan omset usaha mereka. Perajin berharap kebijakan perubahan tata niaga gula rafinasi tidak menyulitkan mereka mendapatkan bahan baku.

Masalah itu diungkapkan Ketua Unit Petanahan Kebumen Koperasi Swadya Mandiri Perkasa (SMP), Anwar Mustofa, dan perajin gula merah, Suwarso, kepada wartawan, Sabtu (7/3/2020). Koperasi SMP selama ini menjadi pemasok gula rafinasi untuk perajin gula merah dan gula jawa di 4 kabupaten.

Sejak ada perubahan tata niaga gula rafinasi yang diberlakukan Kementerian Perdagangan, pasokan gula rafinasi untuk perajin gula merah berkurang. Selama hampir 3 bulan terakhir ini pasokan gula rafinasi menjadi 30 persen dari kebutuhan normal.

“Kebutuhan gula rafinasi usaha saya 3 ton, tapi hanya bisa mendapat jatah pembelian dari koperasi hanya 1 ton,“ kata Suwarso, perajin gula merah asal Purbalingga.

Berkurangnya gula rafinasi yang diperoleh berakibat menurunnya produksi gula merah. Hal ini juga berpengaruh pada perajin gula jawa dengan bahan baku utama air nira kelapa. Perajin gula jawa juga mengandalkan gula rafinasi sebagai salah satu bahan bakunya.

Anwar Mustofa mengungkapkan, permintaan gula rafinasi untuk industri gula merah dan gula jawa di 4 kabupaten cukup besar. Akibat perubahan tata niaga gula rafinasi, pihaknya belum bisa memenuhi kebutuhan perajin gula merah dan gula jawa.

“Hari ini ada 35 ton gula rafinasi. Dalam sehari sudah habis dibeli perajin gula merah. Tidak ada stok di gudang. Pengiriman sesuai order, perajin bayar dimuka,“ kata Anwar Mustofa.

Di daerah Petanahan, Puring dan sekitarnya di Kabupaten Kebumen, koperasinya melayani 60 Industri Kecil Mikro (IKM) gula merah. Mereka juga menghimpun perajin gula jawa yang jumlahnya ratusan orang. Jika tata niaga gula rafinasi tetap seperti sekarang, berakibat menurunya pendapatan perajin gula jawa di Puring, Petanahan dan sekitarnya, serta 3 kabupaten lain. (eru)