Peminat Menurun, PKBI DIY Menutup Program Vaksinasi

Peminat Menurun, PKBI DIY Menutup Program Vaksinasi
Heri A Stianto selaku Program Manager vaccine PKBI DIY memberikan paparan dalam forum Program Vaccine dan Trace PKBI DIY di Grand Diamond Hotel (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Seiring menurunnya minat masyarakat terhadap vaksin dan vaksin booster Covid-19, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY menutup program vaksinasi yang telah mereka lakukan sejak awal vaksin diluncurkan.

Vaksinasi dan booster Covid-19 yang menyasar kaum sensitif GEDSI (Kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial) selama ini bekerja sama dengan Save The Children dan Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP).

"Kami bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulonprogo, bersama sejumlah kader desa dan berbagai komunitas, telah melakukan kegiatan vaksinasi dengan menyasar kelompok rentan, lansia dan disabilitas," papar Budhi Hermanto, Direktur Eksekutif Daerah PKBI DIY di sela forum pembelajaran program Vaccine dan Trace, Kamis (25/5/2023), di Grand Diamond Hotel Yogyakarta.

Selama ini PKBI DIY juga melakukan program vaksinasi bagi para penghuni lapas (lembaga pemasyarakatan) baik itu lapas perempuan, LPKA dan lapas di Kota Yogyakarta.

Perwakilan AIHSP, Ellif Vicha Arynta mengatakan proses pembelajaran yang didapat dalam proses implementasi program dapat diteruskan dalam layanan kesehatan di DIY.

"Kami berterima kasih terhadap Dinas Kesehatan Provinsi DIY, Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo dan Gunungkidul, Save The Children, PKBI DIY, dan para pihak yang telah bekerja sama dalam implementasi program vaccine dan trace di Yogyakarta," ujarnya.

Senior Manager Humanitarian - Save the Children Indonesia, Wiwied Trisnadi,  menyebutkan ada satu kelebihan dalam program Vaccine and trace yang selama ini telah dilaksanakan yaitu layanan vaksinasi yang sensitif Kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial, GEDSI.

"Kita semua berusaha menjangkau yang tidak terjangkau secara bermakna dan  bermartabat. Itu bukan hanya sekedar slogan namun menjadi nyata dalam program vaccine dan trace yang kita lakukan bersama," kata dia.

Pihaknya pun berusaha menjangkau melalui informasi dalam berbagai bentuk, memperluas dan mendekatkan layanan kepada masyarakat yang kurang terjangkau, menyelenggarakan vaksinasi yang setara untuk semua orang, terutama untuk lansia dan penyandang disabilitas.

"Kami selalu membuka akses untuk kelompok yang selama ini menghadapi kendala baik secara administrasi maupun jarak," tandasnya.

Dalam forum pembelajaran program vaccine dan trace yang diselenggarakan PKBI DIY, disebutkan pengalaman program juga mengaktivasi bersama peran anak muda sebagai Agent of Change, melibatkan kader-kader desa yang sangat mengenal dan menjangkau wilayahnya, termasuk bekerja sama dengan puskesmas-puskesmas setempat untuk  penyelenggaraan vaksinasi yang ramah lansia, disabilitas dan kelompok rentan lain.

"Itu semua adalah upaya-upaya kita untuk berkontribusi terhadap ketahanan kesehatan masyarakat yang semakin kuat," lanjutnya.

Heri A Stianto selaku Program Manager Vaccine PKBI DIY menyebutkan kegiatan roll out vaksinasi Covid-19 di Yogyakarta secara keseluruhan mencapai 53 persen dari target, beberapa tantangan yang terjadi minat masyarakat yang mulai turun untuk melakukan vaksinasi booster, serta sempat terjadi  keterbatasan vaksin di DIY.

"Kami telah berupaya untuk menjangkau sebanyak mungkin kelompok rentan untuk mendapatkan layanan vaksin Covid-19. Biarpun belakangan minat masyarakat vaksinasi booster mulai menurun," lanjutnya.

Syofara Mukti selaku Program Manager trace PKBI DIY menjelaskan bersama sejumlah anak-anak muda, kader kesehatan, dan mitra komunitas telah melakukan penangkalan rumor tentang Covid-19, risiko dan pentingnya vaksinasi Covid-19. (*)