Pemilik Rental Ini Kaget dengan Kedatangan Tim Daihatsu

Pemilik Rental Ini Kaget dengan Kedatangan Tim Daihatsu

KORANBERNAS.ID—Sebagai pengusaha, Rianda Findiarto, sudah pasti bukanlah tipe orang yang asal dalam mengambil keputusan. Pria berkacamata yang selalu tampil ramah ini, dikenal memiliki perhitungan matang dalam segala hal. Pun dalam menggeluti bisnis rental, yang kini menjadi sebagian dari penopang keuangan rumah tangganya. 

Ditemui di rumahnya kawasan Gedong Kuning, Rianda mengaku merintis bisnis rentalnya benar-benar dari bawah. Menjadi salah satu korban dari bisnis taksi yang mulai memudar dan kehilangan pasar, mulai 2015 Rian mengadu peruntungan dengan membuka usaha rental.

“Berhari-hari mencari mobil. Awalnya pilihan saya mobil bekas karena modal saya pas pasan. Tapi setelah dihitung-hitung dengan biaya perawatan dan operasional, rasanya koq lebih efisien mobil baru. Akhirnya saya beli Xenia. Agak ndredeg juga mas, karena baru memulai bisnis yang belum pernah saya lakoni,” cerita Rian.

Jadilah, Rian memulai bisnis rentalnya. Modal yang awalnya disiapkan untuk membeli mobil bekas, ternyata masih sisa ketika dibelikan mobil baru dengan sistem kredit. Hari demi hari, hingga berbulan-bulan, mobil rentalnya ternyata nyaris tidak pernah menganggur. Pelanggan terus saja berdatangan.

Dari sinilah, insting bisnisnya tergoda. Rian lantas mengambil lagi Xenia baru di Bulan Desember 2015. Seiring waktu, armadanya, kemudian terus bertambah. Karyawan di sebuah koperasi syariah ini, semakin kreatif mencoba hal baru, termasuk membeli mobil berukuran lebih kecil, untuk melayani segmen pelanggan mahasiswa.

“Sekarang saya mengelola 11 mobil. Dari jumlah ini, 9 adalah Daihatsu termasuk Ayla dan Sigra. Sisanya dari merek sebelah. Yang Ayla, pelanggannya kebanyakan mahasiswa,” kata Rian.

Keakraban antara tim sales dengan Rian selaku pelanggan Daihatsu. (istimewa)

Dalam 4 tahun membeli 9 mobil, bagi Rian, adalah sebuah kebanggaan sekaligus keajaiban. Dirinya tidak pernah menyangka dapat membangkitkan lagi usaha transportasinya, setelah terpuruk di usaha taksi.

Putra dari pengusaha angkutan umum perkotaan di Jogja ini, tidak menampik, kalau bisnisnya sekarang ini semuanya bisa dipelajari dengan hitungan-hitungan angka yang cermat. Tapi lebih dari itu, faktor keberuntungan dan pelayanan informasi terbaik dari kru Daihatsu lah, yang banyak berperan atas keberhasilannya.

"Terus terang saya sangat terbantu dengan komunikasi yang baik dari kawan-kawan di Daihatsu Maguwo. Mulai dari mau membeli unit pertama kalinya di tahun 2015, sampai sekarang,” kata Rian yang nyaris sepekan sekali mengirimkan kendaraannya untuk servis di Bengkel Daihatsu Maguwo.

Selama 5 tahun berinteraksi, nyaris tidak ada kendala dan ganjalan bagi Rian. Dia sangat puas dan senang karena selalu mendapatkan pelayanan yang maksimal baik oleh tim sales Daihatsu Maguwo yaitu Nunung selama proses pembelian kendaraan Daihatsu yang baru maupun oleh Service Advisor Yanu.

“Selama ini saya tidak pernah servis selain di bengkel resmi Daihatsu. Saya senang dengan pelayanan yang diberikan. Harga servis terjangkau, kualitas servis yang sangat bagus. Jadi untuk apa saya servis di bengkel umu, sedangkan di bengkel resmi saja harga terjangkau, kualitas baik dan pelayanan terhadap pelanggan memuaskan,” tutur Rian.

Hanya sekali, Rian mengeluh terkait dengan biaya servis salah satu mobilnya. Kendaraannya yang akan diservis, kala itu baru menempuh jarak 110.000 kilometer. Dia meminta saudara mengirimkan mobil ini ke bengkel untuk servis. “Saya kaget, karena biaya servis membengkak karena tidak seperti biasanya. Padahal, kalau saya biasa servis sendiri biayanya tidak semahal itu,” cerita Rian.

Keluhan Rian, belum mendapatkan solusi seketika itu. Tapi tak berselang lama, tim dari Daihatsu yang dipimpin oleh Kepala Bengkel Daihatsu Prawono, berkunjung ke rumahnya. Selain menanyakan duduk persoalan dan memberikan penjelasan terkait prosedur standar layanan di bengkel, tim juga memberikan solusi yang terbaik bagi Rian.

Pihak daihatsu selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik agar customer merasa puas.

“Ya terjadi miss komunikasi. Kalau ada customer datang untuk servis , tentu kami tawarkan prosedur standar sesuai ketentuan di internal kami. Panduannya adalah buku petunjuk perawatan. Tapi kalau customer request servis tertentu, misalnya hanya ganti oli dan filter saja, sebenarnya juga bisa. Tentu biayanya lebih murah. Waktu itu, yang datang kebetulan driver, bukan Pak Rian sendiri. Jadi yang dilakukan kemudian servis sesuai buku perawatan,” kata Yanu Mardiyanto selaku Service Advisor Daihatsu Maguwoharjo. (SM)