Pariwisata Tidak hanya Perihal Cantiknya Destinasi

Pariwisata Tidak hanya Perihal Cantiknya Destinasi
Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY saat menjadi pembicara dalam Dies Natalis ke-22 Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (Stipram) Yogyakarta. (muhammad zukhronnee ms/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Pariwisata bukan hanya perihal pendapatan dan bagaimana indahnya destinasi di suatu daerah. Banyak hal lain ikut serta menjadi rangkaian salah satu industri andalan Indonesia ini. Untuk itu pekerja atau insan yang memiliki konsen terhadap pariwisata ini harus memiliki inovasi untuk masa mendatang.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara saat menjadi pembicara dalam Dies Natalis ke-22 Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (Stipram) Yogyakarta pada Rabu (13/9/2023)

“Saya harap Stipram tidak hanya mencetak pekerja tetapi juga pemangku kebijakan. Terlebih lagi menciptakan inovator-inovator di dalam dunia pariwisata,” paparnya.

Menurutnya, bukan tidak mungkin salah satu lulusan Stipram bisa menjadi Menteri pariwisata Indonesia di masa mendatang.

“Jadi tidak hanya menjadi pekerja pariwisata. Sehingga lulusan tidak hanya dipekerjakan ke dalam industri pariwisata melainkan menjadi orang penting yang mampu membuat kebijakan dan mengimplementasikan sustainaiblity tourism, yakni pariwisata berbasis lingkungan,” imbuhnya.

Pasalnya, lanjut Putri kelima Keraton Yogyakarta ini, tidak sedikit pariwisata saat ini yang belum memperhatikan keberlangsungan lingkungan. Bahkan beberapa justeru merusak lingkungan maupun budaya yang ada.

“Pariwisata tidak hanya perihal uang dan cantiknya (tempat wisata) Instagramable-nya tapi pariwisata juga punya dampak negatif. Nah pemangku kebijakan ini lah yang mengupayakan dan menekan negativitas,” ujarnya.

Sementara Ketua STIPRAM, Suhendroyono, mengungkap bahwa kondisi hari ini, perguruan tinggi yang spesifik peminatannya merasa kerepotan karena situasi. Akan tetapi pihaknya tetap bersyukur karena tetap bisa melangkah lebih baik hingga kini.

“Kesimpulan lebih baik berbuat daripada berbicara. Kami sampai hari ini berbuat untuk kebajikan bersama tak hanya STIPRAM saja. Bagaimana bersatu untuk bersama maju. Hari ini di agenda Dies Natalis 22, kami tuangkan dalam seni reog, bagaimana meraih masa depan karena tantangan ke depan semakin berat untuk dilalui bersama. Kami menyikapi dengan kooperatif dan bukan konfrontatif,” pungkasnya. (*)