Pakai Teknologi Ini Pakan Ikan Lebih Irit

Pakai Teknologi Ini Pakan Ikan Lebih Irit

KORANBERNAS -- PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV (MOR) melalui Terminal BBM Rewulu melaksanakan program inovasi dan kolaborasi bersama masyarakat di wilayah operasinya.

Salah satu bentuknya berupa program Corporate Social Responsibilty (CSR) launching Budidaya Ikan Mandiri, Inovatif Ramah Lingkungan (Bukan Main) di kelompok Varia Mina Makmur Dusun Pereng Dawe Jalan Wates Km 10,Sabtu (26/10/2019).

Program CSR diresmikan oleh General Manager MOR IV, Iin Febrian dan Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun.

Adapun luas kolam 6.000 m2 milik 17 anggota kelompok yang membentang mulai Pereng Dawe Sleman hingga Dusun Watu Sedayu Bantul. Lokasi kolam persis di belakang Depo Rewulu.

Iin Febrian, mengatakan pihaknya memang menggelar program CSR bagi masyarakat di lingkungan depo.

"Kami berharap program di sini bisa dicontoh kelompok yang lain," katanya.

Banyak manfaat yang didapat petani ikan. PT Pertamina (Persero) melakukan pendampingan dari hulu hingga hilir, termasuk melibatkan UGM sebagai pihak yang mengembangkan metode tersebut.

"Kami akan terus melakukan pendampingan di sini," katanya.

Sri Muslimatun mengatakan upaya yang dilakukan PT Pertamina (Persero) berdampak positif bagi petani ikan.

"Saya mengucapkan terima kasih dan berharap program ini bisa diduplikasi di tempat lain," katanya.

Lebih irit

Sugito selaku ketua Kelompok Peternak Ikan (KPI) menambahkan teknologi Bukan Main terbukti mampu meningkatkan produktivitas.

Yang pasti, biaya pakan lebih irit, waktu panen lebih pendek serta ramah lingkungan. Sebab energi menggunakan solar cell maka tak perlu bayar listrik.

Ciri khas program ini adalah pemanfaatan lahan yang terbatas namun dapat menghasilkan ikan cukup besar jumlahnya.

Budidaya ini telah dilaksanakan sejak tahun 2016 dan selalu didampingi PT Pertamina (Persero).

Awalnya kelompoknya sempat mengalami penurunan omzet namun kini terdongkrak. Bahkan Kelompok Varia Mina Makmur dapat meraih omzet hingga enam kali lipat.

"Lahan yang digunakan sempit, kemudian diberi alat yang dirancang oleh UGM, maka sirkulasi oksigen di dalam air menjadi lebih baik. Hasil ikan lebih melimpah," katanya.

Jenis ikan yang dikembangkan adalah nila. Petani sudah mampu melakukan program pembibitan untuk pemenuhan kelompok sendiri.

"Permintaan bibit dari luar sebenarnya banyak. Kami baru mampu memenuhi kelompok sendiri," katanya. (sol)