Menu Jamuan Para Sultan Keraton Yogyakarta Tersaji di Sastra Boga

Menu yang disajikan adalah Glendoh Piyik dan Sekul Pandan Wangi. Hidangan ini terinspirasi dari menu favorit Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi.

Menu Jamuan Para Sultan Keraton Yogyakarta Tersaji di Sastra Boga
Prosesi menyelami sastra dalam hidangan tradisional di Kota Yogyakarta. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta menggelar Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2024 bertema Siyaga. Pada acara yang berlangsung 28-30 November 2024 di Taman Budaya Embung Giwangan itu, salah agenda yang menjadi sorotan adalah Sastra Boga.

Yaitu, pengalaman unik yang memadukan tradisi kuliner klasik Jawa dengan filosofi sastra. “Sastra Boga merupakan proses alih wahana yang menghidupkan kembali catatan kuliner sebagai warisan budaya. Menu jamuan para Sultan dihidupkan kembali dengan inovasi yang tetap menghormati tradisi,” ujar Fajar Wijanarko, kurator Museum Keraton Yogyakarta memandu jalannya acara.

Sastra Boga dikonsep suasana khas keraton dengan sentuhan modern. Para tamu tampil anggun mengenakan kain nusantara, menikmati hidangan autentik yang diracik berdasarkan resep-resep yang diambil dari naskah Sastra Jawa klasik. Musik keroncong dari grup Gadis Gendhis mengalun lembut menambah kesyahduan malam.

Fajar Wijanarko membagikan kisah di balik setiap sajian, mulai dari sejarah, tata cara tradisional hingga filosofi mendalam yang terkandung dalam menu-menu tersebut.

Resep asli

Salah satu menu yang disajikan adalah Glendoh Piyik dan Sekul Pandan Wangi. Hidangan ini terinspirasi dari menu favorit Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi. Burung dara yang digunakan dalam resep asli diganti burung puyuh panggang, disiram saus berbumbu khas yang kaya rasa.

Tersaji sejumlah menu khas yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga sarat cerita dan filosofi di antaranya Nasi Pandan Wangi dan Glendoh Piyik.

Menu tersebut terinspirasi dari jamuan istana, hidangan ini menonjolkan keharuman nasi pandan dan kelezatan daging burung puyuh.

Ada juga Perkedel Tomat Daging. Menu favorit Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Rasanya gurih dengan tekstur lembut. Kemudian, Bobor Daun Kelor. Sayur sederhana yang menjadi kesukaan Sri Sultan Hamengku Buwono VII, kaya nutrisi dan penuh kehangatan.

Resep kuno

Sedangkan Sambal Wijen adalah sambal tradisional ini berasal dari resep kuno yang tercatat dalam Serat Tata Cara plus kerupuk singkong sebagai kudapan sederhana yang melengkapi harmoni rasa dalam setiap santapan.

Minuman yang disajikan berupa Air Jahe,  Minuman hangat favorit Sri Sultan Hamengku Buwono VIII serta Bir Jawa terbuat dari ramuan rempah-rempah khas yang dipercaya bermanfaat bagi kesehatan. Setup Jambu-Jelly Kunyit Asem dijadikan hidangan penutup yang menyegarkan, memadukan rasa manis dan asam.

Jamuan makan dilakukan dalam keheningan agar tamu menghayati setiap suapan dengan penuh kesadaran. Alunan lembut gamelan menambah suasana tenteram dan sakral. Setelah santap malam, para tamu berbincang santai di tepi Danau Senja, berbagi pengalaman dan refleksi atas acara tersebut.

Festival Sastra Yogyakarta 2024 melalui Sastra Boga berhasil menghidupkan kembali nilai-nilai tradisional, sekaligus menunjukkan betapa kayanya warisan budaya Jawa. Acara ini menegaskan bahwa kuliner bukan sekadar urusan rasa, melainkan juga medium bercerita dan memahami filosofi kehidupan.

Sastra Boga menjadi bukti bahwa sastra dan kuliner adalah perpaduan harmonis yang mampu mendekatkan generasi muda dengan kekayaan warisan leluhur. Dengan acara seperti ini, Festival Sastra Yogyakarta tidak hanya menjadi ruang berkarya tetapi juga jembatan untuk merawat identitas budaya. (*)