Memperingati Hari Lahir Pancasila, Warga Dusun Kanutan Bantul Kirab

Tidak usah heran dengan Amerika, tidak perlu takjub dengan Eropa, Indonesia memiliki identitas sendiri.

Memperingati Hari Lahir Pancasila, Warga Dusun Kanutan Bantul Kirab
Bupati Bantul melepas Kirab Pancasila di Dusun Kanutan Sumbermulyo Bambanglipuro. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni warga Dusun Kanutan Kalurahan Sumbermulyo Bambanglipuro Bantul menggelar kirab Garuda serta merti wayang beber Pancasila di Museum Wayang Beber Sekartaji dusun setempat, Sabtu (1/6/2024).

Satu rangkaian dengan kegiatan itu dilaksanakan peresmian Pusat Pelestari Bhinneka Tunggal Ika Kampung Pancasila oleh Bupati Bantul Abdul Halim Muslih.

Tampak hadir Sulis Gigih Prayogo, Kepala Subdivisi Evaluasi Hasil Riset LPDP Kementerian Keuangan, Subiyantoro MSi, Inspektur IV Kemendikbudristek, Slamet Pamuji M Pd Plt Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul, Tri Manora S Sos, Panewu Bambanglipuro beserta jajaran Forkompinkap serta Indra Suroinggeno Kepala Museum Wayang Beber Sekartaji.

Indra Suroinggeno dalam sambutannjya mengatakan Pancasila itu menjadi fondasi dan nafas kehidupan masyarakat di Kanutan. "Kami Museum Wayang Beber Sekartaji bersama masyarakat sepakat selama beberapa tahun ini membangun jati diri dari jiwa maupun raga yang berlandaskan Pancasila," katanya.

Peserta Kirab Pancasila di Dusun Kanutan Sumbermulyo Bambanglipuro Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Misalnya, di Kanutan selalu menggema Lagu Indonesia Raya 3 stanza melalui mikrofon dan itu menjadi patokan warga untuk menjalankan aktivitas dan diputar setiap pukul 10:00. Inilah simbol bahwa Pancasila sudah mendarah-daging dan sudah menjadi the way of life masyarakat.

Jalan di kampung juga diberi nama antara lain Jalan Pancasila, Jalan Nusantara, Jalan Garuda, Jalan Proklamasi dan Jalan Kemerdekaan. "Total panjang jalan membentang 1,5 kilometer ini merupakan perisai. Dan di Kanutan kami sepakat memberikan sesuatu yaitu budaya tak benda berupa merti wayang beber Pancasila yang menjadi agenda tahunan untuk mendukung Pancasila jaya," jelasnya.

Di museum terdapat koleksi masterpiece lontar kakawin Sutasoma dan telah tercipta wayang beber Pancasila. Dari wayang beber Pancasila sudah menghasilkan beberapa skripsi dan penelitian.

Wayang beber Pancasila menceritakan kisah Sutasoma, perjalanan seorang anak raja yang rela berderma untuk sebuah toleransi.

Bupati Bantul meresmikan Pusat Pelestari Bhinneka Tunggal Ika Kampung Pancasila. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Sedangkan Abdul Halim Muslih menyampaikan Pemerintah Kabupaten Bantul memberikan apresiasi kepada seluruh pegiat kebudayaan terutama kepada Kepala Museum Wayang Beber Sekartaji beserta tim yang berhasil merawat dan melestarikan museum tersebut.

"Hari ini kita sedang memperingati Hari Lahir Pancasila tanggal 1 Juni, Pancasila merupakan falsafah hidup bangsa bukan sekadar dasar negara. Karena negara kita yang berbhinneka bisa bersatu karena Pancasila," kata bupati.

"Hari ini pula kita meneguhkan kembali jiwa nasionalisme kita, cinta tanah air kita. Ini penting karena kita punya kebudayaan, antara nasionalisme dan kebudayaan ini satu keping dalam dua sisi mata uang," lanjutnya.

Disebutkan, kebudayaan merupakan identitas dan jati diri bangsa Indonesia. Bupati berpesan tidak usah heran dengan Amerika, tidak perlu takjub dengan ingar-bingarnya Eropa karena Indonesia memiliki identitas sendiri, memiliki budaya sendiri.

"Di luar negeri tidak ada gotong royong, di sana tidak ada lembah manah, di sana tidak ada tradisi tolong menolong sekuat kita. Budaya adiluhung yang diwariskan oleh para leluhur winasis harus terus kita pertahankan dan lestarikan," tandas bupati. Usai kirab dan merti wayang beber dilanjutkan pertunjukan seni reog wayang yang dipadati penonton. (*)