Komunitas Akademi Crypto Jogja, Magnet Baru Bagi Milenial Pecinta Investasi
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Komunitas Akademi Crypto Yogyakarta terus berkembang. Dari awalnya hanya puluhan orang, maka saat ini member komunitas itu sudah berkembang menjadi ribuan orang. Sebagian besar adalah kalangan milenial.
“Komunitas Akademi Crypto Yogyakarta, selain sebagai komunitas investasi crypto, juga memiliki kewajiban memberikan edukasi khususnya kepada masyarakat Yogyakarta dan masyarakat Indonesia pada umumnya, agar lebih memiliki kesadaran dan menghilangkan skeptis terhadap industri crypto. Baik secara ekonomi maupun kemanfaatan teknologinya,” kata Salah satu member Akademi Komunitas Crypto Yogyakarta, Ary Yusdianto.
Komunitas ini, kata Ari, lahir di tengah makin dikenalnya industri crypto di Indonesia. Diketahui, sekalipun sudah ada lembaga resmi pemerintah yang menaungi industri crypto, yakni Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), nyatanya masih banyak orang yang meragu. Atau lebih buruk lagi, ada juga yang mengalami kerugian tidak sedikit selama mencoba investasi di industri ini.
“Memang relatif baru di Indonesia. Jadi sudah wajar kalau masih banyak yang belum memahami sepenuhnya industri ini. Justru itu, menjadi tugas kita bersama, terutama kami, untuk membangun pemahaman masyarakat terhadap crypto,” katanya.
Investasi kripto di Indonesia, kata Ari, terus mengalami pertumbuhan signifikan. Menurut data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah investor aset kripto terdaftar mencapai 18,25 juta per November 2023.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Sanjaya merinci, sejak Februari 2021, pertumbuhan rata-rata pelanggan kripto setiap bulan lebih kurang 437.900.
Nilai transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp 104,9 triliun dalam periode Januari-Oktober 2023.
“Mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya, tapi potensi industri aset kripto masih sangat besar. Saat ini Indonesia berada di peringkat ketujuh sebagai negara dengan jumlah investor aset kripto terbesar di dunia,” ungkap Tirta, dikutip dari keterangan resmi.
Kripto sebagai salah satu investasi yang cukup baru mampu menarik banyak investor Tanah Air. Namun, investasi kripto yang memiliki risiko tinggi dan memicu banyak kekhawatiran karena telah menjadi pemicu tindak kriminal.
Berbagai masalah yang muncul ini, mengindikasikan minimnya literasi terkait kripto maupun financial market serta sifat greedy manusia yang menginginkan keuntungan yang cepat tanpa melalui proses. Selain itu, penggunaan uang panas dalam berinvestasi pun menjadi salah satu sumber masalah keuangan lainnya.
“Ini yang mendorong kami untuk terus mengembangkan komunitas. Kami ingin terus mendorong literasi masyarakat, sehingga mereka terhindar dari tindakan kejahatan investasi crypto aset dan bitcoin,” lanjut Ary.
Saat ini, anggota Komunitas Akademi Crypto Yogyakarta mencapai hampir 1.000 orang. Komunitas juga akan terus mengembangkan jejaring dan menjalin kerjasama dengan komunitas-komunitas lain di luar Jogja.
Kerjasama dan sinergi ini, diyakini menjadi cara terbaik, untuk terus mendorong industri ini makin berkembang dan sehat.
“Kami sedang penjajagan untuk bersinergi dengan komunitas di Solo dan Bali dengan potensi member hingga 5.000 orang,” kata Ary menerangkan. (*)