Keterampilan Menjahit Datangkan Rezeki Saat Corona Melanda

Keterampilan Menjahit Datangkan Rezeki Saat Corona Melanda

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Purwanti tidak pernah menyangka keterampilannya menjahit ternyata mendatangkan rezeki di saat sebagian warga kehilangan mata pencaharian akibat wabah virus Corona atau Covid-19.

Warga Seyegan Srihardono Pundong Bantul ini bersyukur dipercaya para tetangganya sesama ibu rumah tangga sebagai Ketua Kelompok Berkarya Seyegan. Di bawah binaan Suwardi Center pimpinan Suwardi, anggota Fraksi Partai Golkar (FPG) DPRD DIY itu, para anggota kelompok itu kini memperoleh tambahan pendapatan.

Alhamdulillah. Tadinya ibu rumah tangga sekarang bisa membantu suami,” ungkapnya, Jumat (17/4/2020), saat menerima kunjungan Suwardi.

Tercatat 20 orang ikut bergabung. Mereka berbagi tugas mengerjakan pesanan alat pelindung diri (APD) medis yang sekarang banyak dibutuhkan. “Alhamdulillah 500 pesanan APD sudah  terkirim. Tiga hari dikerjakan jadi,” kata Purwanti.

Untuk pembuatan APD, kelompok UKM ini memang tidak mematok tarif mahal ketika terima pesanan. Purwanti menyebut satu masker ongkos jahitnya cukup Rp 1.000. Harga yang sama juga berlaku untuk APD biasa.

Khusus APD baju astronot memang relatif sedikit mahal. Kelompok ini mematok tarif ongkos jahit Rp 7.500 per piece, karena pembuatannya cukup rumit dan harus memenuhi standar. “Kebetulan APD astronot tidak ada contohnya, sudah diambil pemesan,” ujarnya kepada wartawan.

Rata-rata pesanan dari luar kota sebut saja Jakarta dan Surabaya. Banyak juga warga Yogyakarta pesan kemudian dikirim ke luar daerah. “Lima hari lalu ada pesanan 1.000 masker, sudah diambil,” tambahnya.

Rumah Purwanti yang terlihat dipenuhi bahan-bahan APD mulai dari kain bahan masker termasuk spundbund serta bahan-bahan pembuatan tas menjadi salah satu tempat berkumpul para ibu rumah tangga ketika datang pesanan, selain di rumah Ketua RT setempat, Sukarno.

Bahan-bahan itu kemudian didistribusikan ke anggotanya untuk dikerjakan di rumah. Masing-masing anggota memang memiliki mesin jahit bantuan dari Suwardi Center. Pertimbangan lainnya apabila dikerjakan di satu lokasi tempatnya kurang luas. Selain itu, listriknya tidak kuat mengangkat puluhan mesin jahit dan mesin obras jika digunakan bersamaan.

Ibarat memberi kail bukan ikan, bantuan mesin yang  awalnya hanya 20 unit ternyata bermanfaat bahkan udah ada anggota kelompok mampu membeli mesin jahit sendiri sehingga bertambah menjadi 25 unit mesin.

Suwardi merasa bangga kelompok yang dibinanya sejak 2018 itu berkembang usahanya. Di saat perekonomian DIY macet ditandai perputaran ekonomi dalam kondisi memprihatinkan sehingga orang-orang menjerit karena kehilangan mata pencaharian akibat dampak Covid-19, justru mereka mampu menciptakan peluang usaha yang menguntungkan. Setidaknya mampu menjaga kendhil tidak nggelimpang.

“Dari kabar yang kita terima Covid-19 ini belum selesai baru dua bulan masyarakat sudah menjerit. Dodol dhawet dodol bakso macet. Kerja di pabrik dilereni,” ujarnya didampingi Dukuh setempat, Rukiyo serta Khoiri Mustafa, Awan Susilo dan lain-lain dari tim Suwardi Center.

Wakil Ketua Komisi A DPRD DIY ini menyemangati mereka supaya terus berkarya. Keterampilan mereka bermanfaat membantu masyarakat dari ancaman Corona. “Siapa mau mengabdi insyaAllah akan mendapatkan lebih banyak rezeki,” kata Suwardi.

Menurut dia, satu-satunya cara memutus mata rantai Covid-19 adalah tetap bersemangat dan tidak takut namun demikian juga harus waspada membentengi diri dengan menjaga kesehatan dan selalu hidup bersih.

“Kita berharap usaha ini mampu  mengatasi kerawanan ekonomi. Covid-19 harus dilawan dengan keberanian, semakin takut maka kita akan kalah. Jaga kesehatan. Makan bergizi istirahat cukup dan tetap harus bersemangat,” ucap dia.

Satu rangkaian dengan kegiatan itu dilakukan sosialisasi Kartu Prakerja, dilanjutkan peninjauan program padat karya di Desa Sumbermulyo Kecamatan Bambanglipuro Bantul serta Rumah Karantina Covid-19 di Padukuhan Kaligondang. (sol)