Ingin Jadi Politisi Sukses? Buang Tiga Hal Ini

Ingin Jadi Politisi Sukses? Buang Tiga Hal Ini

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Politisi senior Gandung Pardiman berbagi ilmu dan pengalaman dengan anak-anak muda generasi milenial.

Pada kegiatan Pengkaderan Fungsional Pemuda Golkar Milenial, Minggu (12/1/2020) sore, di Graha Gandung Pardiman Center (GPC) Karangtengah Imogiri Bantul, anggota Komisi VII DPR RI ini menegaskan sukses hanya bisa diraih apabila seorang pemimpin mampu membuang tiga hal.

“Mulai sekarang saya membunuh tiga hal yaitu  keraguan hati, kekhawatiran dan ketakutan. Harus dibuang jauh-jauh agar bisa percaya diri,” tandasnya.

Hal lain yang perlu dihindari adalah sikap oportunis. Jika sukses sudah diraih maka jabatan dengan sendirinya mengejar. Sebaliknya jika sudah menjabat maka tidak boleh gila jabatan.

Sebagai generasi baby boomer yang lahir era 1946 sampai 1964, Gandung mengakui, kondisinya memang berbeda dengan generasi milenial. “Menurut teori generasi milenial akan meraih puncak usia produktif pada tahun 2025 sampai 2035. Ini bisa menjadi rahmat dan juga malapetaka apabila tidak kita siapkan mulai dari sekarang,” paparnya.

Rencana pendirian Akademi Politik dan Ekonomi Milenial diyakini akan mengantarkan generasi milenial memiliki jati diri dan iman yang kuat serta terhindar dari perilaku sok pinter.

Gandung menambahkan, estafet kepemimpinan Partai Golkar DIY memang harus disiapkan dari sekarang.

“Kami terpanggil dan tertantang untuk menyiapkan generasi milenial. Yang namanya politik itu seni mengelola orang banyak.  Kalau Partai Golkar tidak bergerak maka tahun 2029 mungkin sudah jadi almarhum. Tim Asistensi Partai Golkar dan semua senior ingin mengantarkan generasi milenial supaya jangan termakan zaman tetapi harus menggenggam zaman,” kata dia.

Partai Golkar memiliki kewajiban moral menyiapkan pemimpin supaya tidak kehilangan mata rantai sejarah. Lima sampai sepuluh tahun ke depan para pemimpin adalah generasi milenial. “Jangan sampai menjadi pemimpin politik tanpa proses. Ini yang harus kita hindari,” tambahnya.

Dosen Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Arie Sujito, menambahkan Partai Golkar perlu membaca potensi yang dimiliki anak-anak muda.

Dia sepakat generasi milenial jangan dijadikan sebagai obyek politik tetapi subyek politik. “Saatnya anak-anak muda bangkit. Kami usul agar dilakukan pemetaan. Perlakukan mereka dengan tepat agar menjadi pemimpin, bukan predator politik,” kata dia. (sol)