Hindari Utak Atik Kendaraan, Izusu Sosialisasikan Euro 4 kepada 15 Pengemudi

Hindari Utak Atik Kendaraan, Izusu Sosialisasikan Euro 4 kepada 15 Pengemudi

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Banyak yang belum memahami prinsip-prinsip dasar dari teknologi Euro 4 di kendaraan. Tidak terkecuali untuk kendaraan bermesin diesel. Alhasil, pengemudi atau driver dan bahkan pemilik kendaraannya, masih sering mengoperasikan mobil mereka dengan cara-cara lama. Yakni mengutak atik kendaraan, dengan harapan mampu berlari lebih kencang, lebih bertenaga tapi tetap irit atau hemat.

Hal ini disadari oleh Astra Isuzu Motor Yogyakarta. Maka dealer Isuzu di DIY dan Jateng Selatan ini, menggelar sosialisasi ke berbagai kalangan termasuk para costumer dan fleet customer. Fleet customer adalah pemakai lebih dari 5 unit kendaraan Isuzu.

Salah satu fleet customer yang dikunjungi untuk sosialisasi mengenai teknologi terbaru dari Isuzu yakni Euro 4, adalah Tri Hutama di Jalan Ring Road Selatan Sewon Bantul. Tim dari Isuzu, memberikan edukasi dan sosialisasi sekaligus terhadap 15 orang driver, yang bekerja sebagai karyawan di perusahaan distributor ini.

“Ya namanya distributor, maka biaya operasional kendaraan untuk ekspedisi sudah pasti menjadi perhatian utama. Mereka penginnya kendaraan niaga yang bertenaga besar, mampu berlari kencang dan hemat. Itulah mengapa biasanya perusahaan semacam ini mencoba-coba merekayasa agar kendaraan yang mereka operasikan punya performa seperti yang diharapkan tadi,” kata Field Advisor Astra Isuzu Motor Yogyakarta, Wahyu Imam, dalam rilisnya kemarin.

Menurut Wahyu, cara ini sebaiknya tidak dilakukan untuk kendaraan niaga yang telah menerapkan teknologi emisi gas buang Euro 4. Kendaraan dengan teknologi Euro 4, sudah didesain sedemikian rupa agar tenaga yang dihasilkan, bahan bakar yang dibutuhkan dalam komposisi yang pas. Dengan demikian, maka tingkat emisi gas buang yang keluar dari dapur pacu kendaraan juga dalam tataran paling baik untuk lingkungan, memenuhi ketentuan dan standar dari kendaraan yang menerapkan teknologi Euro 4.

Wahyu menjelaskan, penerapan teknologi yang Euro 4 pada kendaraan Isuzu dilakukan secara elektronik atau terkomputerisasi. Maka mengutak atik mesin dengan harapan mendapatkan performa atau kerja mesin yang diharapkan, akan mengganggu keseimbangan dan berpengaruh pada usia atau umur mesin. Hal ini juga akan menyebabkan garansi dari pabrik hangus atau hilang.

“Tidak perlu mengutak atik kendaraan berteknologi Euro 4, karena kalau dibandingkan dengan kendaraan yang belum menerapkan teknologi ini, sudah dijamin akan lebih unggul. Tentu dengan syarat masih sama-sama standar. Artinya kendaraan yang belum Euro 4 itu belum di-oprek,” lanjut Wahyu.

Tak hanya sosialisasi teknologi Euro 4, dalam kegiatan ini tim dari Isuzu juga me-review atau mengingatkan kembali prosedur standar pengoperasian kendaraan khususnya kendaraan niaga. Tim mengingatkan pentingnya setiap pengemudi untuk perawatan dan pemeliharaan kendaraan harian.

Hal ini penting, karena PPH juga menjadi bagian dari prosedur keamanan dan keselamatan dalam pengoperasian sebuah kendaraan. Caranya adalah, sebelum kendaraan bekerja, driver diharapkan mengetahui kendaraan secara detail.

Ada istilah one around vehicle check. Yakni pengemudi memutar satu jalan dari depan kendaraan dengan memeriksa kaca, wiper, lampu utama. Kemudian bergerak ke samping kiri kendaraan sembari memeriksa kemungkinan terjadinya kebocoran oli dan air radiator, ke bagian belakang dan memeriksa kondisi ban atau roda dan ke depan lagi memeriksa kemudi, kenyamanan free play atau spelleng dan lain sebagainya.

Selain itu, memeriksa kondisi kockpit atau ruang kemudian juga dilakukan guna memastikan tidak ada yang menghalangi kerja pedal gas, pedal rem dan kopling atau persneling.

“Rutinitas pengecekan ini sangat penting untuk keamanan dan kenyamanan selama berkendara. Dengan kedisplinan dalam melakukan pengecekan harian ini, maka kendaraan dipastikan akan lebih terawat dan terhindar dari risiko. Baik risiko kendaraan break down ataupun bahkan kecelakaan. Tentu, kalau mengetahui ada hal yang tidak benar saat pengecekan, perawatan perlu segera dilakukan agar tidak makin fatal,” kata Wahyu. (*)