Hasil Penelitian Harus Memberi Dampak bagi Masyarakat
KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Health Research & Innovation Expo (HRIE) 2023, yang diadakan oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), menegaskan pesan penting bahwa hasil penelitian di bidang pendidikan kesehatan tidak boleh hanya menjadi milik para cindekia. Sebaliknya, penelitian ini harus memiliki dampak yang luas pada masyarakat.
Dalam upaya untuk memperkuat kerja sama antara akademisi, inovator, dan profesional industri, acara tersebut menekankan perlunya menghubungkan temuan penelitian dengan kebutuhan nyata masyarakat.
Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan di FK-KMK UGM dr. Lina Choridah, Sp.Rad (K) mengatakan, penelitian dan inovasi kesehatan harus melampaui teori akademis. Mereka harus memberikan manfaat langsung dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Ini merupakan langkah signifikan dalam memastikan bahwa inovasi di bidang perawatan kesehatan dapat diterapkan secara efektif untuk memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan masyarakat dengan cara yang ekonomis.
“Dengan demikian, penelitian pendidikan kesehatan tidak hanya berdampak pada dunia akademis tetapi juga mengubah kehidupan sehari-hari banyak orang,” kata Lina saat konferensi pers Health Research & Innovation Expo (HRIE) 2023 pada Kamis (21/9/2023) di Grha Sabha Pramana, UGM.
Acara ini juga menyoroti pentingnya inovasi di bidang kesehatan harus selalu menjembatani kesenjangan antara ilmuwan dan masyarakat yang dilayani.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penelitian, kolaborasi, dan pengembangan ide penelitian serta aplikasinya di bidang kesehatan. HRIF 2023 dimulai dengan pidato utama oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, yang membahas Wellness and Health Tourism sebagai bagian dari inovasi kesehatan.
Tema “Hilirisasi dan Komersialisasi Kesehatan” dipilih untuk mendukung Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 yang mendorong perkembangan industri farmasi dan alat kesehatan di Indonesia. Ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 50% pada 2024.
Hanggoro Tri Rinonce Ph.D., Sp.PA (K), Ketua Unit Learning Resort and Innovation Development Unit (Leres) mengungkapkan bahwa Leres memiliki tiga media ajar yang beragam untuk mendukung pengajaran yang efektif. Di sektor kesehatan, terutama di rumah sakit, inovasi yang cost-effective menjadi sangat penting. Menurutnya, produk asli Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi solusi.
“Salah satu contohnya adalah penggunaan bonegraft, yang biasanya dibeli dari luar negeri dengan harga yang mahal. Namun, dengan memanfaatkan cangkang kulit telur, saat ini bonegraft bisa digunakan dalam operasi-operasi dengan biaya yang jauh lebih terjangkau,” paparnya.
Dia juga menyoroti upaya kolaborasi antara universitas dan industri. Dia menyebutkan bahwa meskipun prototipe sudah ada, mereka belum dapat mengkomersialkannya karena kesibukan para dokter. Namun, melalui kerjasama dengan industri, potensi inovasi ini bisa diwujudkan dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Selain itu, doter muda yang akrab dipanggil Hengky ini menjelaskan pentingnya penggunaan manekin atau boneka simulasi dalam pendidikan medis. Manekin tersebut digunakan untuk melatih mahasiswa sebelum mereka melakukan praktik langsung dengan pasien.
“Dalam kasus pertolongan pasien sakit jantung, mahasiswa dapat mencobakan tindakan pertama pada boneka manekin. Hal ini membantu meningkatkan kompetensi mereka di level dasar,” imbuhnya.
Terakhir, Hanggoro mencatat bahwa produk kesehatan tidak selalu berbentuk barang fisik. Dia juga menyoroti pentingnya menganalisis kandungan produk UMKM untuk memastikan bahwa standar gizinya sesuai dengan yang dibutuhkan.
Inovasi-inovasi ini diharapkan akan membawa dampak positif dalam bidang kesehatan dan pendidikan, serta mendorong penggunaan produk lokal di sektor kesehatan. UGM terus berkomitmen untuk menjadi motor penggerak perubahan positif dalam masyarakat melalui upaya-upaya seperti ini.
Tahun ini, HRIE menampilkan beragam kegiatan, termasuk kuliah oleh para ahli, talkshow dengan influencer kesehatan, pameran produk inovasi, dan poster publikasi ilmiah. Langkah-langkah konkret ini mendukung kemajuan inovasi di industri kesehatan.
Acara dua hari ini mendapat dukungan dari berbagai sektor, termasuk pembicara dari bidang-bidang seperti peralatan medis, industri, makanan, farmasi, dan media pendidikan. HRIE 2023 juga memperluas jangkauannya dengan penyiaran langsung melalui kanal YouTube @leresugm.
HRIE 2023 merupakan bagian dari upaya berkelanjutan FK-KMK UGM untuk mengumpulkan ide penelitian, menyediakan basis data peneliti, dan mendorong hilirisasi produk-produk kesehatan. Oleh karena itu, diharapkan HRIE akan menjadi platform kolaborasi yang memajukan industri kesehatan Indonesia dan menghasilkan layanan kesehatan yang lebih kompetitif di pasar global. (*)