Gumregah Tenan Jadi Solusi Mengatasi Masalah Perumahan di Gunungkidul

Program ini didorong oleh kompleksitas isu perumahan yang membutuhkan pendekatan holistik.

Gumregah Tenan Jadi Solusi Mengatasi Masalah Perumahan di Gunungkidul
Bupati Gunungkidul Sunaryanta menandatangani berita acara kalaborasi pembangunan rumah di lapangan Sendowo Kalurahan Kedungkeris Kapanewon Nglipar, Senin (23/9/2024). (istimewa)

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengatasi kemiskinan ekstrem, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul bersama berbagai pemangku kepentingan melaksanakan kick-off kolaborasi bertajuk Gumregah Tenan (Gerakan Untuk Membangun Rumah Sehat, Berdaya Guna Secara Terintegrasi dan Kolaboratif Melalui Aksi Nyata).

Program ini diharapkan dapat menjadi solusi mengatasi permasalahan perumahan dan kawasan permukiman yang masih bersifat sektoral dan sporadis.

National Director Habitat for Humanity Indonesia, Handoko Ngadiman, menyatakan inisiasi program ini didorong oleh kompleksitas isu perumahan yang membutuhkan pendekatan holistik.

"Melalui kolaborasi berbagai pihak, kami berupaya tidak hanya membangun rumah yang layak huni, tetapi juga menciptakan kawasan permukiman yang tangguh, berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup serta pemberdayaan ekonomi masyarakat," ujarnya dalam acara kick off di Lapangan Sendowo, Kalurahan Kedungkeris Kapanewon Nglipar, Senin (23/9/2024).

Beberapa program

Beberapa program yang direncanakan dalam Gumregah Tenan meliputi, pembangunan 5 unit rumah layak huni, 30 unit toilet keluarga, 1 posyandu, serta pelatihan Membangun Kembali Rumah yang Aman dan Pola Hidup Bersih dan Sehat di Kalurahan Kedungkeris Nglipar.

Selanjutnya pembangunan 4 unit rumah percontohan yang beradaptasi iklim, serta penyediaan fasilitas air bersih bagi 200 sambungan rumah (SR) di Kalurahan Wunung, Kapanewon Wonosari. Pembangunan 109 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) melalui dukungan dana komplementer dari Program BSPS, meliputi wilayah Nglipar, Playen dan Patuk.

“Habitat for Humanity Indonesia, sebagai organisasi non-profit yang fokus pada pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, mengambil peran aktif dalam merancang dan melaksanakan program pembangunan berkelanjutan melalui sinergi multipihak,” jelasnya.

Direktur Rumah Swadaya Kementerian PUPR, M Salahudin Risyidi, menyampaikan tahun ini terdapat 280 unit rumah di Gunungkidul yang akan diperbaiki melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

Biaya material

Masing-masing rumah menerima anggaran Rp 20 juta yang terdiri dari biaya material dan upah tukang, namun tetap membutuhkan partisipasi masyarakat dalam bentuk swadaya.

"Kolaborasi ini juga melibatkan Baznas, universitas, dan NGO untuk pembangunan fasilitas seperti kamar mandi," tambahnya.

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, memberikan apresiasi atas kolaborasi ini. Dengan intervensi melalui Gumregah Tenan, pihaknya optimis rumah tidak layak huni di Gunungkidul akan berkurang. Ini adalah langkah besar berbagai pihak atau kolaborasi dalam memperbaiki kondisi permukiman di Gunungkidul.

“Program ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi kehidupan masyarakat Gunungkidul dan menjadi model pembangunan permukiman yang inklusif dan berkelanjutan,” katanya.

Batu pertama

Kick off Gumbregah Tenan ditandai penandatanganan berita acara kolaborasi pembangunan rumah di Gunungkidul, penamaman pohon, dan peletakan batu pertama pembangunan puskemas di Sendowo, Nglipar Gunungkidul.

Hadir dalam kesempatan ini Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa III Kementerian PUPR, Paniradya Kaistimewaan, DUPESDM DIY, Bappeda, DUPRKP, DINSOS, DPMKP2KB, Universitas Widya Mataram, Universitas Gajah Mada, Universitas Teknologi Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Gunungkidul, dan Habitat for Humanity Indonesia mewakili unsur lembaga non-pemerintah atau NGO. (*)