Gelar Diskusi di Yogyakarta, Kemenko PMK Bahas Masa Depan Museum di Indonesia

Peserta diajak melihat langsung keberadaan Museum Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia.

Gelar Diskusi di Yogyakarta, Kemenko PMK Bahas Masa Depan Museum di Indonesia
FGD Peran Museum dalam Pendidikan, Penelitian dan Pembangunan Karakter yang diselenggarakan Kemenko PMK di Yogyakarta, Rabu (10/7/2024), sekaligus sebagai rangkaian Road to Indonesia Museum Awards (IMA) 2024. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bekerja sama dengan Komunitas Jelajah menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema Peran Museum dalam Pendidikan, Penelitian dan Pembangunan Karakter.

Kegiatan kali ini berlangsung di Gedung Mandala Bhakti Wanitatama Yogyakarta, Rabu (10/7/2024). Diskusi yang berlangsung sehari itu sekaligus menjadi rangkaian Road to Indonesia Museum Awards (IMA) 2024.

Panitia memilih lokasi acara di gedung tersebut sebagai bentuk apresiasi terhadap nilai sejarah yang luar biasa. Pertimbangannya, gedung tersebut merupakan tempat penyelenggaraan Kongres Perempuan I tahun 1928, kemudian diabadikan sebagai Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember.

Tak hanya diajak berdiskusi membahas masa depan museum-museum di Indonesia, peserta juga diajak melihat langsung keberadaan Museum Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia yang berlokasi di Jalan Laksda Adisutjipto Yogyakarta itu.

Susana FGD Peran Museum dalam Pendidikan, Penelitian dan Pembangunan Karakter yang diselenggarakan Kemenko PMK di Yogyakarta, Rabu (10/7/2024). (sholihul hadi/koranbernas.id)

Diskusi tersebut diselenggarakan dengan tujuan memperkuat koordinasi, sinkronisasi dan pemantauan (KSP) lintas pemangku kepentingan dalam pengelolaan museum sebagai lembaga yang melakukan pembinaan dan pengembangan nilai budaya bangsa, memperkuat kepribadian, karakter dan jati diri bangsa, serta meningkatkan rasa harga diri dan kebanggaan nasional.

“Ini karena museum dengan berbagai koleksinya mengandung semua nilai karakter utama yang mencakup nilai religius, nasionalis, gotong royong, integritas dan mandiri,” ungkap Prof Dr Warsito S Si DEA Ph D, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, saat membuka kegiatan itu.

Menurut Prof Warsito, peran dan fungsi museum harus terus diperkuat tidak hanya terbatas sebagai lembaga yang memamerkan hasil pengumpulan benda-benda bersejarah namun juga sebagai sarana pendidikan, penelitian dan pembangunan karakter yang selaras dengan pemajuan kebudayaan.

Lanjut dia, hal ini selaras dengan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter serta Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2015 tentang Museum.

Ketahanan budaya

Sebagai Keynote Speaker kegiatan kali ini yaitu Dr Fadli Zon SS M Sc. Secara daring, politisi sekaligus Pemerhati Museum, Penerima Penghargaan MURI Koleksi Budaya Nusantara Terbanyak, Dewan Juri IMA Tahun 2013 dan 2014 serta Penasihat Komunitas Jelajah itu menyampaikan materinya dengan topik Budaya sebagai Sumber Daya Strategis Ketahanan Budaya.

Sedangkan narasumber adalah Prof Ir Dwi Suryo Indroyono Soesilo MSc PhD (Menko Maritim 2014-2015), Prof Ir Wiendu Nuryanti M Arch Ph D (Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2011-2014) dan Dr S Utari Widyastuti S Sos MI Kom dari Kemenparekraf.

Adapun peserta dari PT Taman Wisata Candi (TWC), Badan Otorita Borobudur, pemerintah daerah, pengelola museum, pendidik, pemerhati museum dan masyarakat umum.

Lebih lanjut Prof Warsito menekankan peran penting pemerintah daerah dan stakeholders dalam penguatan peran fungsi museum. Pengenalan sejak dini bagi para siswa terhadap museum sebagai sumber pendidikan, media untuk cinta dan bangga terhadap tanah air.

“Pengelola museum agar inovatif dan adaptif terhadap perkembangan iptek,” ujarnya di hadapan peserta yang datang dari berbagai daerah.

Nilai karakter

Sedangkan Prof Indroyono antara lain menyampaikan museum dengan berbagai koleksinya mengandung semua nilai karakter utama yang mencakup nilai religius, nasionalis, gotong royong, integritas dan mandiri.

Dalam kesempatan itu Prof Wiendu Nuryanti yang juga Guru Besar Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, memberikan materinya dengan topik Peran Museum dan Budaya dalam Pembentukan Karakter.

Prof Wiendu mengemukakan di dalam pembelajaran sejarah, museum merupakan tempat yang paling tepat untuk mencari sumber informasi kesejarahan.

Terdapat banyak benda yang dijadikan sebagai media pembelajaran di dalam museum. “Hal ini berguna sebagai sarana peningkatan pemahaman terhadap peristiwa sejarah bagi masyarakat khususnya pelajar,” ujarnya.

Diakui, dukungan dari seluruh pihak seperti Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Asosiasi Museum Daerah (AMIDA) dan komponen masyarakat lainnya sangat dibutuhkan dalam upaya pemajuan museum di Indonesia. (*)