Drini Park, Destinasi Baru yang Siap Memanjakan Wisatawan Pantai di Gunungkidul

Jenis tanaman sudah diseleksi oleh tim ahli pertanian dan kehutanan dari UPN Veteran Yogyakarta.

Drini Park, Destinasi Baru yang Siap Memanjakan Wisatawan Pantai di Gunungkidul
Salah satu sudut wisata Drini Park di kawasan Pantai Drini wilayah Padukuhan Wonosobo 1, Kalurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari Gunungkidul. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Kawasan wisata pantai di Gunungkidul masih menjadi primadona. Bukan hanya bagi wisatawan yang terus membanjir tetapi juga para pemilik modal. Salah satunya adalah Drini Park sebagai destinasi wisata buatan yang terletak di kawasan Pantai Drini wilayah Padukuhan Wonosobo 1, Kalurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari yang kini terus dikebut pembangunannya.

Sebagai salah satu pantai yang eksotis dan legendaris, Pantai Drini selama ini belum memiliki magnet yang kuat, seperti pantai yang lainnya untuk menarik wisatawan.

Meski  jaraknya dari TPR Baron hanya sekitar empat kilometer dengan waktu tempuh sekitar delapan menit, kini dengan sentuhan investor swasta, Pantai Drini akan memanjakan wisatawan dengan wahananya yang dinamakan Drini Park.

Agus Sasongko selaku GM Drini Park kepada wartawan Sabtu (6/4/2024) menjelaskan, Drini Park akan melakukan soft launching sebagai test market awal pada akhir April 2024. Selanjutnya akan dilakukan penyelesaian pembangunan agar bisa dilakukan grand launching pada Mei 2024.

Menurutnya, Drini Park dengan tag line Swarga ing Segara dengan konsep wisata all in one akan menghadirkan semua kebutuhan wisata seperti wahana rekreasi, kuliner, spot foto, water play, pusat oleh-oleh.

Drini Park dengan pemandangan menghadap laut. (istimewa)

Juga akan menghadirkan villa/glamping dalam satu area, dengan fasilitas mushala, clinic room, ruang laktasi, toilet, smoking area dan area parkir luas.

“Wahana rekreasi yang akan dibuka untuk sementara ini skyride, waterplay, mini train, volcano dan tentu area selfie yang instagramable dengan spot menarik seperti balon udara, starway, beach corner, selpun dan land mark Drini Park, dengan view langsung menghadap pantai,” ungkapnya.

Sedangkan kuliner dengan menu food court konsep semi out door dengan menu tradisional dan Asian, snack corner, resto elegant yang semuanya view langsung ke Laut Selatan.

Tidak ketinggalan, kawasan wisata ini juga menjadi pusat oleh-oleh aneka snack, aksesoris, suvenir, fashion dan juga produk lokal. “Kami bekerja sama dengan pengusaha dan perajin setempat untuk mengangkat berbagai produk UMKM,” tambahnya.

Dengan upaya itu diharapkan Drini Park dapat menjadi daya tarik baru bagi wisatawan dan mewarnai pariwisata di Gunungkidul.

ARTIKEL LAINNYA: Jangan Aji Mumpung, DPRD DIY Berharap Pelaku Pariwisata Menjaga Citra Yogyakarta

Selain sebagai destinasi wisata buatan, menurut Agus Sasongko,  Drini Park juga menyajikan wisata alam dan wisata edukasi. “Tiga hal tersebut dirangkai menjadi satu kesatuan untuk disajikan kepada wisatawan yang berkunjung agar lebih betah dan bisa menikmati keindahan alam dengan maksimal,” tambahnya.

Dengan bentang alam, view laut selatan dan rindangnya pepohonan yang ditanam secara khusus oleh manajemen Drini Park, akan menjadi daya tarik utama.

Mengenai dampak pembangunan kawasan wisata ini terhadap lingkungan termasuk aliran air bawah tanah, Agus Sasongko meyakini tidak merusak lingkungan.

Berdasarkan hasil kajian Hidroekologi yang dilakukan tim Universitas Diponegoro Semarang pada September 2023, disimpulkan pembangunan Drini Park tidak memberikan pengaruh buruk terhadap aliran air tanah.

Hanya saja disarankan untuk ikut berperan aktif dalam kegiatan konservasi melalui penanaman tanaman di wilayah sekitar sumur produksi.

ARTIKEL LAINNYA: Mangunan Berbenah Siap Menyambut Wisatawan

“Hal ini juga sudah kami tindak lanjuti dengan melakukan penanaman ratusan batang tanaman keras di sekitar 30 persen  luas lahan,” jelasnya.

Dengan upaya itu diharapkan berfungsi untuk menahan air hujan, Untuk jenis tanaman juga sudah diseleksi oleh tim ahli pertanian dan kehutanan dari UPN Veteran Yogyakarta.

Agus Sasongko mengakui sejak awal proses pengerjaan, proyek ini sudah menyerap tenaga kerja lokal sekitar 50 orang, dan secara bertahap akan merekrut tenaga kerja untuk operasional mulai nantinya akan menyerap sekitar150 tenaga kerja.

Dengan lahan Drini Park hampir enam hektar, pengelola bisa melakukan pengembangan berbagai wahana yang bisa memenuhi target pasar serta cocok bagi wisatawan beragam usia mulai dari anak-anak sampai dengan lansia. Pengelola juga menyediakan fasilitas yang memudahkan bagi para lansia dan difabel untuk menikmati wahana yang tersedia.

Drini Park merupakan destinasi buatan yang dibangun di atas lahan pribadi sehingga keberadaanya akan terus berlanjut, bahkan semakin berkembang pada masa mendatang. (*)