Pro-Kontra Relokasi Pantai Dewaruci Purworejo, Ada Pedagang Merasa Dirugikan

Pro-Kontra Relokasi Pantai Dewaruci Purworejo, Ada Pedagang Merasa Dirugikan
Suasana Pantai Dewaruci Jatimalang setelah relokasi masih ada gubuk tempat berteduh. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Relokasi atau penataan kembali pedagang Pantai Dewaruci di Desa Jatimalang Kabupaten Purworejo Jawa Tengah memunculkan pro dan kontra.

Area pedagang dan kolam renang yang berada di bibir pantai dibersihkan kemudian direlokasi ke bangunan kuliner baru yang berada di sebelah barat pantai tersebut. Penataan dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri, 10 Mei 2023.

Dari pantauan koranbernas.id, Minggu (4/6/2023), bangunan usaha maupun kolam renang sudah tidak ada lagi di tempat semula, namun masih terlihat beberapa pedagang berusaha berjualan di bekas kios yang pernah dihuninya.

Fitriyanti, karyawan dari Purwo Subagyo sedang menggoreng bakwan untuk dijajakan ke pengunjung pantai, di bawah pohon. Demi kenyamanan pengunjung tersedia satu meja dan beberapa kursi serta tikar.

Fitriyanti mengatakan sengaja berinisiatif kembali ke lapak lamanya karena di tempat kuliner yang baru tidak laku, tidak ada pembeli sama sekali.

"Kami menawarkan barang dagangan kami berupa mi instan dan aneka minuman, berhubung stok masih banyak kami buka di sini agar laku dan tidak kedaluwarsa," jelasnya.

Purwo Subagyo selaku pemilik kios kepada koranbernas.id menyatakan benar dia menugaskan karyawannya untuk menggelar lapak di lokasi lama.

"Saya menyuruh anak buah untuk berjualan di tempat lama, meskipun di bawah pohon cemara, lumayan bisa dapat Rp 300 ribu. Di tempat baru (relokasi) belum ada pendapatan sama sekali," jelas Subagyo.

Dia berpendapat parkir kendaraan di area Pantai Dewaruci hendaknya berada di sebelah barat, sehingga saat orang berjalan dari parkiran menuju ikon patung Dewaruci yang merupakan spot foto, ada kesempatan pengunjung singgah di kios kulinernya.

Tetapi kenyataannya parkiran berada di tengah dan sebelah timur, sehingga kios kuliner sebelah barat, salah satunya milik Subagyo, tidak didatangi pembeli.

"Saya berharap dinas terkait bisa mengevaluasi lahan parkir, sehingga pedagang yang menempati kios kuliner sebelah barat bisa laku dagangannya. Kami yang biasa menyediakan menu sea food, ikan bakar, aneka minuman dan makanan instan setelah pindah ke tempat baru belum pernah laku sama sekali, padahal kami punya karyawan dan masih meneruskan renovasi kios," katanya.

Menurutnya, kios yang disediakan pemerintah berupa bangunan terbuka tanpa teras dan kamar mandi.

"Saya membuat kamar mandi dari bahan sederhana dan teras untuk menghalau panas dan hujan. Biaya yang saya keluarkan untuk merenovasi Rp 10 juta, masih kurang, sementara kios kuliner kami masih sepi. Pokoknya kalau masih sepi, kami masih terus mau berjualan di tempat lama," tandasnya.

Suasana bekas kios yang telah dibongkar. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

Bagyo berusaha menyetujui relokasi namun pemerintah juga harus bijak menata khususnya parkir. "Saya berharap pengunjung pantai melewati kios, sehingga kemungkinan mampir ada. Nah, kalau sekarang parkiran masih berada di timur dan tengah, membuat pengunjung tidak mampir ke kios kami," terang dia.

Para pedagang kios kuliner lama mendukung relokasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo melalui Dinas, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar).

"Saya setuju dengan langkah Pemkab Purworejo untuk penataan Pantai Jatimalang, semua pedagang berjualan di kios yang sudah disediakan pemerintah. Tidak ada lagi pedagang di bibir pantai, sehingga wisatawan bisa berbelanja di kios. Selama ini wisatawan memilih berbelanja di warung- warung yang berada di bibir pantai, sehingga usaha saya di kios menjadi sepi," ujar seorang pedagang.

Dia merasa prihatin melihat beberapa pedagang masih menggelar dagangannya di bekas lapak sebelumnya. Dulu saat dirinya menempati kios di bibir pantai, sangat ramai.

"Dulu omzet penjualan besar, dan setelah saya direlokasi di kios, omzet penjualan menurun tajam. Selama lima tahun saya prihatin, seringkali saya membakar barang dagangan makanan kering yang kedaluwarsa dan pakaian yang tidak laku, karena lapuk," sebutnya.

Pedagang itu mendukung relokasi, sebab dengan bersihnya bibir pantai ada harapan penjualannya bisa membaik.

"Semoga Pemkab Purworejo tegas dalam relokasi di Pantai Dewaruci Jatimalang, mengambil tindakan tegas bagi pedagang yang masih berusaha berdagang di bibir pantai," harapnya.

Kepala Dinporapar, Stephanus Aan, belum bisa memberikan tanggapan terkait relokasi Pantai Dewaruci. (*)