DIY Masuk 5 Besar Terendah Prevalensi Stunting di Indonesia

DIY Masuk 5 Besar Terendah Prevalensi Stunting di Indonesia
Hasto Wardoyo Kepala BKKBN RI saat menemui Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Yogyakarta (DIY) patut berbangga karena berhasil menempati posisi 5 besar terendah prevalensi stunting di Indonesia dengan angka 16,4%. Capaian ini disampaikan oleh Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, dan menjadi bukti komitmen Pemda DIY dalam memerangi stunting.

Meskipun sudah jauh di bawah prevalensi nasional, DIY tetap berkomitmen untuk mencapai target nasional 14% di tahun 2024. Untuk itu, diperlukan upaya keras dan kolaborasi dari berbagai pihak,” ujarnya Kamis (1/2/2024).

Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN RI, optimis bahwa DIY mampu mencapai target tersebut. Ia menekankan pentingnya pencegahan dini, salah satunya dengan mengawal dan memberi arahan kepada calon pengantin melalui kerjasama dengan KUA.

Hasto juga menyambut baik usulan Wagub DIY untuk melibatkan kearifan lokal dalam menekan prevalensi stunting. Kearifan lokal dapat menjadi alternatif kreatif untuk mengedukasi keluarga, seperti mengadakan tingkep massal dan memberikan edukasi terkait kesehatan ibu hamil dan balita.

Contohnya, saat tingkep atau 7 bulanan, kita bisa mengadakan tingkep massal dan memberikan edukasi tentang kesehatan ibu hamil dan balita. Jika bayi sudah 7 bulan, kepalanya harus sudah di bawah. Jika belum, berarti sungsang. Nah, setelah tingkep, PR-nya adalah nungging supaya bayinya tidak sungsang,” papar Hasto.

Upaya-upaya tersebut, diiringi dengan komitmen dan kolaborasi dari berbagai pihak, diharapkan dapat mengantarkan DIY mencapai target prevalensi stunting 14% di tahun 2024. (*)