Deteksi Dini Berkontribusi 90 Persen Kesembuhan bagi Penderita Kanker

Deteksi Dini Berkontribusi 90 Persen Kesembuhan bagi Penderita Kanker
Dr Wong Chiung Ing (tengah) saat diskusi terbatas tentang kanker di Jogja. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Deteksi dini kemudian disusul dengan tindakan medis, menjadi cara terbaik mengatasi kasus kanker. Langkah ini meningkatkan probabilitas kesembuhan hingga lebih dari 90 persen bagi penderita kanker.

Dr Wong Chiung Ing Konsultan Senior dalam bidang Onkologi Medis di Parkway Cancer Centre Singapura mengatakan, begitu pentingnya deteksi dini, maka ia menyarankan agar setiap orang lebih peduli dengan kondisi kesehatannya.

Terutama kaum wanita yang memiliki risiko mengidap kanker lebih besar, maka skrining musti dilakukan secara rutin dan disiplin. Skrining sebaiknya dilakukan sejak Wanita menginjak usia 20 tahun.

“Secara global, kasus kanker banyak dijumpai pada manusia dengan usia yang semakin muda. Artinya, lebih baik kita melakukan skrining juga lebih awal. Supaya apa? Agar lebih dini juga kita mendeteksi apabila ada sel kanker di tubuh kita. Dengan demikian, penanganannya akan lebih mudah dan tingkat kesembuhannya makin tinggi,” kata Dr Wong dalam diskusi terbatas mengenai kanker di Yogyakarta, Kamis (10/5/2023).

Berdasarkan laporan WHO melalui Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (The International Agency for Research on Cancer/IARC), jumlah penderita kanker baru di Indonesia terus mengalami peningkatan. Hal yang sama juga terjadi di seluruh dunia.

Yang menarik, mayoritas dari kasus kanker yang terjadi, dialami oleh kaum wanita, dengan kasus terbesar adalah kanker payudara, disusul kanker mulut rahim atau serviks, kanker rahim atau ovarium dan baru jenis-jenis kanker lainnya.

“Yang perlu saya sampaikan, mengidap kanker bukan akhir dari segalanya. Asalkan lebih dini kita tahu dan segera memeriksakan diri ke dokter, kemungkinan sembuhnya sangat besar. Tindakan yang perlu dilakukan pun jauh lebih mudah dan ringan. Tidak harus dengan kemoterapi. Sekarang banyak teknologi yang bisa digunakan. Termasuk terapi hormon yang efek sampingnya sangat kecil. Memang terapi apa yang akan dilakukan, tergantung seberapa parah kondisi kankernya. Jadi kuncinya deteksi dini dan segera ke dokter,” katanya.

Dr Wong mengatakan, deteksi dini terhadap potensi kanker merupakan langkah yang sangat penting dilakukan setiap orang. Langkah deteksi bisa dilakukan baik secara manual maupun berkonsultasi langsung dengan dokter. Dan proses skrining ini, harus dilakukan secara teratur dan berkala.

Selain itu, masyarakat juga musti menjaga kesehatan, dengan berpola hidup sehat. Hindari faktor-faktor yang meningkatkan risiko munculnya kanker. Misalnya merokok, mengonsumsi alkohol berlebihan, obesitas dan mengonsumsi makanan tidak sehat.

Mengenali Gejala

Dr Wong menjelaskan, gejala awal munculnya sel kanker pada tubuh bisa dikenali dengan berbagai cara. Untuk kanker payudara misalnya, secara umum bisa dikenali dengan adanya benjolan saat diraba.

Namun, bukan berarti setiap benjolan di payudara pasti adalah sel kanker, karena bisa jadi hanya kista.

“Kalau ada benjolan, maka guna memastikan itu kanker atau bukan harus periksa ke dokter,” sarannya.

Tapi selain benjolan, gejala awal munculnya sel kanker juga bisa dikenali dengan gejala seperti putting payudara masuk ke dalam, keluar cairan yang bukan air susu, atau bahkan sekadar ada perubahan pada kulit bagian payudara.

“Misalnya kulit di bagian payudara terlihat ada ruam seperti kulit jeruk dan kemerahan. Kalau muncul gejala ini, hampir pasti itu kanker dan ganas,” kata Dr Wong menjelaskan. (*)