Dana PIP Tidak Boleh Untuk Membeli Rokok

Dana PIP Tidak Boleh Untuk Membeli Rokok

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL – Dana bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) untuk semua jenjang pendidikan mulai tingkat SD hingga kuliah, akan segera cair dalam waktu dekat ini. Semua pihak ikut menentukan bantuan PIP bisa berjalan sesuai dengan peruntukannya, dengan bertujuan menunjang kelancaran belajar anak-anak peserta didik.

“Dalam waktu dekat PIP cair. Saya pesan, penggunaannya jangan sampai melenceng, dan wajib digunakan untuk keperluan anak sekolah. Bukan untuk yang lain. Termasuk bagi bapak-bapak, tidak boleh digunakan untuk membeli rokok,” kata Esti Wijayati, anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, dalam sosialisasi PIP di Gedung Kesenian Wonosari, Selasa (26/7/2022).

Esti menegaskan, orangtua dan guru harus ikut mendampingi program dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Utamanya penggunaan uang dapat sesuai kebutuhan menunjang kegiatan pembelajaran anak. Selain itu, penerima PIP harus memahami tata cara pencairan bantuan ke bank yang ditunjuk, yakni BRI dan BNI.

Politisi dari PDI Perjuangan ini, menegaskan kembali pentingnya penerima bantuan PIP ikut menjaga Pancasila dan keberagaman, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat umum. Lebih-lebih, imbuh Esti, sekolah saat ini rentan menjadi incaran para kelompok yang ingin menentang ideologi Pancasila.

“Saya akan kawal terus penerima PIP ini. Kalau sampai ada yang main-main, bahkan menggoyang ideologi dasar negara kita, saya akan usulkan ke menteri untuk putus bantuan PIP. Sehingga penerima tidak berlanjut. Jadi mari kita ikut jaga betul Pancasila,” ungkapnya.

Srikandi PDI Perjuangan yang terpilih menjadi anggota DPR RI mewakili DIY, sejak tahun 2014 ini memang memiliki keseriusan dalam persoalan tersebut. Ia mencontohkan, calon penerima PIP kuliah melalui jalur aspirasi Ketua DPR RI Puan Maharani, yang secara khusus diberikan untuk anak muda di DIY, harus melalui proses seleksi yang ketat. Utamanya, persoalan berkomitmen ikut menjaga nilai Pancasila dalam pikiran dan tindakan oleh setiap calon penerima, dengan cara melihat rekam jejak digital medsos pribadi.

“Ketahuan ada unggahan yang aneh-aneh menyangkut ancaman keberagaman dan unggahan intoleransi, pasti kita usut,” tandas Esti sembari mengenalkan puluhan penerima PIP kuliah yang juga diikutkan dalam kegiatan sosialisasi ini.

Sosialisasi PIP diikuti perwakilan sekolah dan orangtua wali siswa penerima PIP. Dalam dua pekan terakhir di Sleman, Kulonprogo, Kota Jogja, Bantul dan puncaknya di Kabupaten Gunungkidul di empat titik meliputi Kalurahan Bunder Patuk, Kalurahan Hargomulyo Gedangsari, Gedung Kesenian Wonosari dan Paliyan.

Keseluruhan bantuan PIP melalui jalur aspirasi DPR RI menyasar 17.000 siswa SD hingga SLTA dan 400 PIP kuliah untuk tahun 2022. Adapun perincian bantuan Rp 450.000 untuk siswa jenjang SD, Rp 750.000 untuk siswa jenjang SMP, dan Rp 1juta untuk anak jenjang SMA dan SMK.

Bantuan untuk jenjang SD sampai SLTA per tahun. Berbeda dengan PIP untuk kuliah menjangkau biaya kuliah gratis 4 tahun, ditambah uang saku penunjang kuliah mulai Rp 800.000 sampai Rp 1 juta per bulan. Program andalan pemerintah Jokowi ini masih akan dibuka kesempatan untuk tahun 2023, salah satunya melalui jalur aspirasi Ketua DPR RI di posko layanan MY Esti Wijayati, Godean.

Kepala SMP Kanisius Wonosari, Yohanes Nugraha, mengaku sangat terbantu adanya program PIP era Jokowi untuk anak-anak. Sebagai sekolah swasta tertua di Gunungkidul, pihaknya akan mendampingi siswa peserta didik agar bantuan PIP ini menyasar dengan tepat sasaran, yakni membeli peralatan sekolah anak dan pembayaran iuran SPP.

Hal yang sama juga dikatakan salah satu siswa penerima bantuan. “Saya senang dapat program ini. Karena secara langsung bisa membantu beban ekonomi orangtua saya,” ungkap Gending salah seorang pelajar SMP penerima PIP. (*)