BOR di Rumah Sakit Rujukan Kulonprogo Semakin Membaik

BOR di Rumah Sakit Rujukan Kulonprogo Semakin Membaik

KORANBERNAS.ID, KULONPROGO -- Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit di Kulonprogo saat ini 51,52%, jauh lebih baik dibanding dua minggu sebelumnya yang mencapai 90%. Penambahan tempat tidur di rumah sakit rujukan yang sudah operasional menjadi kunci membaiknya BOR tersebut, disamping vaksinasi Covid-19 yang lebih masif.

“BOR menurun prosentasenya dari 90% menjadi 51,52% sejak tempat tidur di RS rujukan mulai beroperasi. Selain itu juga dengan menurunnya angka pasien yang terpapar Covid-19,” kata Sri Budi Utami, Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo, Sabtu (21/8/2021).

Sri Budi menambahkan, positivity rate untuk Kabupaten Kulonprogo pada hari Jumat (20/8/2021) sebesar 45,14 % menunjukkan sampel tracing masih sangat sedikit. Hal ini terjadi karena jumlah test yang masih kurang berakibat pada kasus terkonfirmasi juga turun, namun positivity rate-nya naik.

“Salah satu kunci pengendalian Covid-19 adalah test, tracing dan treatment. Dulu, setiap satu kasus Covid-19, tracingnya 10 orang. Sedangkan sekarang, satu kasus tracingnya 3-4 orang, sehingga angka positivity rate tinggi. Jika tracingnya diperluas, maka positivity ratenya akan semakin turun,” jelasnya.

''Jadi jika pengambilan sampel tracing terbatas, maka positivity rate-nya memang naik. Memang lonjakannya ada karena sampel tracing kita sangat kurang, yakni setiap satu kasus maka tracing 3-4 orang,'' tambahnya.

Menurut Sri Budi, dalam kondisi normal, positivity rate saat ini yang mencapai 45,14 %, masih tinggi. Untuk rata–rata DIY dibawah 20%, masih jauh dari standar WHO, yakni dibawah 5%.

Sri Budi Utami mengungkapkan, dengan penambahan tracer, maka angka tracing akan naik sehingga akan menurunkan positivity rate. Pihaknya juga telah melatih tracer dari TNI maupun Polri..

“Penangangan Covid-19 di Kulonprogo telah mengupayakan secara maksimal dengan digerakkan dari semua jajaran tenaga kesehatan, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang telah bahu membahu bagaimana menangani dengan baik. Kalaupun ada target yang kurang, akan diperbaik bersama-sama,” katanya.

Sedangkan Wakil Bupati Kulonprogo yang juga Ketua Gugus Tugas Covid-19, Fajar Gegana, kepada koranbernas.id, Sabtu (21/8/2021), membenarkan jika BOR di RS rujukan sudah menurun. Akan tetapi positivity rate-nya tetap tinggi, kemungkinan kasus positif sudah lebih banyak sedangkan testingnya yang kurang.

Itu sebabnya, untuk mencapai hipotesa ini pihaknya akan meningkatkan jumlah pemeriksaan, sejalan dengan penerapan program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menggunakan RDT Antigen untuk memperluas cakupan target pemeriksaan.

''Penambahan testing yang lebih banyak mendeteksi kasus positif. Dengan semakin luas cakupan target pemeriksaan, sehingga positivity rate yang ada lebih menggambarkan kondisi yang sesungguhnya,'' jelasnya.

Menurut Fajar, perlu komunikasi yang baik dengan para peneliti Covid-19 di seluruh Kulonprogo untuk memastikan agar mereka disiplin dan memasukkan data yang lengkap serta on time.

''Dengan demikian kita bisa melihat data positivity rate yang sebenarnya sehingga kita bisa mengambil keputusan dan kebijakan yang lebih tepat,'' ungkap Fajar.

Komandan Kodim 0731/Kulonprogo, Letkol Inf Yefta Sangkakala, kepada koranbernas.id, Sabtu (21/8/2021), menyampaikan bahwa TNI mempunyai tugas membantu terkait penanganan Covid-19.

“Intinya harus besinergi menyelesaikan masalah, baik terkait tracing dan isolasi terpusat (isoter). TNI dengan Babinsa-nya yang tersebar di 87 kalurahan, bertugas membantu (penanggulangan Covid 19) bersama Pemkab, POLRI dan masyarakat,” ujarnya. (*)