Berlangsung Tiga Hari, Kalurahan Sambirejo Menggelar "Gumregah Culture Festival 2023"
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Sempat vakum lantaran pandemi Covid-19, Kalurahan Sambirejo Kapanewon Prambanan, menggelar kegiatan festival budaya bertajuk “Gumregah Culture Festival 2023”.
Kegiatan berlangsung selama 3 hari, Jumat-Minggu (26-28/5/2023), dimeriahkan dengan berbagai aktivitas mulai parade jathilan, kirab budaya, dan pentas wayang kulit semalam suntuk.
Rangkaian kegiatan yang dibarengkan dengan kegiatan Hari Jadi ke-96 Kalurahan Sambirejo ini, diawali dengan kegiatan Nyekar Makam Leluhur Sambirejo, Jumat (26/5/2023). Kemudian puncak acaranya berupa Pentas Wayang Kulit semalam suntuk, Minggu (28/5/2023).
“Alhamdulillah, kami bisa menggelar lagi kegiatan ini. Harapannya melalui kegiatan ini kami seluruh warga Sambirejo bisa mengangkat Kembali potensi seni dan budaya yang ada di masyarakat,” kata Ketua Panitia "Gumregah Culture Festival 2023" Sambirejo, Dwi Santoso, Sabtu (27/5/2023).
Adapun rincian dari kegiatan dalam festival ini, adalah Nyekar Makam Leluhur Sambirejo Jumat (26/5/2023). Kemudian Parade Jathilan Sabtu (27/5/2023) dan disusul Kirab Budaya dan Pentas Wayang Kulit Minggu (28/5/2023).
“Untuk Parade Jathilan tampil tujuh grup jathilan yang semuanya berasal dari Desa Sambirejo. Sedangkan kirab budaya diikuti 8 gunungan berisi buah-buahan dan hasil bumi, dari 8 dusun yang ada di Sambirejo. Kirab diarak dari Balai Pertemuan Pedukuhan Gunungsari menuju Kantor Balai Kalurahan Sambirejo. Di kantor kalurahan ini juga, dalang cilik dari Gunungkidul akan pentas wayang kulit semalam suntuk,” lanjut Dwi.
Pengelola Taman Tebing Breksi, Kholiq Widiyanto menambahkan, pihaknya mendukung penuh kegiatan ini, sebagai bagian dari upaya untuk nguri-uri seni dan budaya yang ada di masyarakat.
Sebagai salah satu ikon pariwisata di Sleman dan DIY, Taman Tebing Breksi ikut memfasilitasi berbagai aktivitas yang berkaitan dengan kepariwisataan.
“Seperti Parade Jathilan, kami fasilitasi dengan tampil di area lokasi Taman Tebing Breksi. Ternyata mampu menarik antusias penonton juga, sekaligus untuk menambah jam terbang grup-grup jathilan ini,” kata Kholiq.
Anggota BPD Kalurahan Sambirejo ini mengakui, perayaan merti desa di Sambirejo memang sempat vakum. Terakhir digelar tahun 2019. Kemudian tahun 2020 dan 2021 ditiadakan, karena kebijakan PPKM dari pemerintah.
Namun di tingkat pedukuhan, kegiatan merti dusun masih dilakukan dalam skala yang terbatas, untuk melanggengkan tradisi.
“Dulu event lebih besar pernah kami gelar tahun 2019 itu. Semoga ke depan bisa dilaksanakan dengan lebih meriah dan lebih baik lagi. Kalau kami penginnya bisa seperti Dieng Festival,” katanya.
Sementara, Lurah Sambirejo Wahyu Nugroho mengatakan, rangkaian kegiatan "Gumregah Culture Festival 2023" digagas bersama dengan perwakilan masyarakat.
Nyekar makam para pamong kalurahan, katanya, bertujuan agar masyarakat menyadari bahwa keberadaan Sambirejo berkat usaha dan jerih payah para leluhur.
Sambirejo, lanjut Wahyu, memiliki banyak potensi kesenian tapi sudah lama vakum. Melalui momentum merti desa inilah, diharapkan bisa mendorong pelaku seni dan budaya agar kembali menghidupkan potensi yang dimiliki. “Kami awali dengan Parade Jathilan dengan harapan ke depan, bukan hanya Jathilan saja yang muncul tetapi tari-tairan, ketoprak, karawitan juga bisa ditampilkan,”katanya. (*)