Benih Tanaman Pangan JAP Mampu Bertahan pada Cuaca Ekstrem, Produktivitasnya 10 Ton Per Hektar

Benih Tanaman Pangan JAP Mampu Bertahan pada Cuaca Ekstrem, Produktivitasnya 10 Ton Per Hektar
Kunjungan Mentan Syahrul Yasin Limpo ke JAP Kulonprogo. (anung marganto/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KULONPROGO -- Direktorat Jenderal Pembenihan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan inovasi varietas-varietas bibit unggul. Benih tanaman itu mampu bertahan pada cuaca ekstrem.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam Gebyar Pembenihan 2023 di Jogja Agro Park (JAP) Nanggulan Kulonprogo Rabu (31/5/2023) petang, mengungkapkan  rasa senangnya atas capaian Ditjen Pembenihan Tanaman Pangan yang berhasil menciptakan varietas bibit unggul lokal.

“Kemajuan varietas benih tanaman padi rata-rata mencapai 10 ton per hektar mampu menjawab kemajuan sektor pembibitan kita. Hal ini menjawab tantangan terbesar pertanian yakni kekeringan. Bibit unggul kita mampu bertahan pada cuaca ekstrem seperti El-Nino,” ujarnya kepada koranbernas.id.

Lebih lanjut, Syahrul Yasin Limpo menerangkan berbagai varietas tanaman pangan seperti padi, palawija, hortikultura hingga buah-buahan di Jogja Agro Park dapat beradaptasi dengan cuaca ekstrem.

“Tingkat produktivitas mencapai 10 ton bahkan sampai 14 ton per hektar, sehingga ini merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam pengembangan varietas tanaman pangan. Selain itu, ada juga beberapa  varietas yang bisa ditanam di rawa, dataran tinggi dan rendah,” terangnya.

Syahrul Yasin Limpo menegaskan pertanian tanaman pangantidak harus di sawah  tapi ke depan masuk halaman dengan (polyback) untuk mengantisipasi inflasi dan perubahan iklim

Ini sekaligus untuk mengantisipasi kebutuhan pangan 348 juta jiwa termasuk rakyat Indonesia. Sebagai percontohan tersedia lahan 1.000 hektar untuk memperkuat ketahanan pangan.

“Jogja Agro Park sangat berpotensi menjadi destinasi wisata edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pertanian. Pemerintah mana pun sektor pangan sebagai kunci pengendali stabilitas nasional,” kata dia.

Mentan Syahrul Yasin Limpo mengamati tanaman jagung di JAP Kulonprogo. (anung marganto/koranbernas.id)

Penjabat Bupati Kulonprogo Ni Made Indrayanti mengatakan sistem perbenihan tanaman pangan masih banyak didominasi oleh pemerintah sedangkan peran swasta masih kecil, kecuali pada varietas hibrida.

“Kegiatan pengelolaan penyediaan benih tanaman pangan difokuskan pada pelaksanaan pengawalan, pembinaan dan monitoring terhadap ketersediaan benih tanaman pangan masyarakat. Kami berharap Gebyar Perbenihan ini membawa kebaikan bagi pembenihan tanaman pangan di Indonesia,” harapnya.

Jogja Agro Park dibangun Pemerintah Daerah DIY pada 2018 yang merupakan kompleks terpadu sarana media edukasi pertanian.

Terdapat sekitar 100 varietas tanaman yang dikembangkan di lokasi ini, mulai dari padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, umbi-umbian dan kacang koro.

Dinilai berhasil, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY memperoleh Dana Alokasi Khusus sebesar Rp 20 miliar dari Kementan.

Hadir pada acara Gebyar Pembenihan 2023 itu Dirjen Pembenihan Tanaman Kementan, Suwandi, Asek II Pemda DIY Tri Saktiyana, Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto, Ketua DPRD Kulonprogo Akhid Nuryati, Kapolres Kulonprogo AKBP Nunuk Setyowati.

Kemudian, Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda DIY KPH Yudonegoro, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kulonprogo Trenggono, Pimpinan Cabang Bank BPD DIY Cabang Wates, Nur Afan Dwi Saputro. (*)