Begini Kondisi Rumah Tempat Kelahiran Bung Karno

Begini Kondisi Rumah Tempat Kelahiran Bung Karno

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Dari luar, bangunan rumah tua itu tampak masih kokoh. Temboknya putih walau sebagian kusam. Catnya mengelupas.

Seutas tali rafia kuning terlihat melengkung seperti tidak kuat menyangga selembar kain yang terpasang di ruang tamu menggunakan penjepit jemuran, sekadar untuk batas atau sekat antar-ruangan.

Begitulah kondisi rumah tempat kelahiran dan masa kanak-kanak Bung Karno (Presiden RI pertama) di Jalan Pandean 4/40 RT 04 RW XIII Kelurahan Peneleh Kecamatan Genteng Surabaya.

Meski sudah mengantongi status sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB) berdasarkan SK Walikota Surabaya tahun 2013, bangunan bersejarah itu sepertinya harus lebih banyak lagi memperoleh perhatian dari pemerintah.

Ini karena status rumah tersebut belum menjadi milik Pemerintah Kota (Pemkot) setempat. Saat ini rumah itu ditempati Ny Jamilah dan keluarganya dengan status beli dari pemilik sebelumnya.

“Kami sedang dalam proses negosiasi dengan tuan rumah. Sudah ada tim aprasial. Tinggal kesepakatan harga. Kami ingin Pemerintah Kota Surabaya menjaga rumah ini, misalkan dibeli dengan dana APBD, kami dukung,” ungkap Adi Sutarwijono, Ketua DPRD Kota Surabaya, Selasa (4/2/2020), saat menerima rombongan Komisi A DPRD DIY dipimpin Ketuanya, Eko Suwanto, bersama Wartawan DPRD DIY.

Bagian dalam rumah rumah tempat kelahiran Bung Karno. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Menurut Adi, pada prinsipnya DPRD Kota Surabaya punya komitmen merawat bangunan cagar budaya terlebih rumah tersebut tempat kelahiran Bung Karno.

Saat ini, Pemkot Surabaya juga merawat rumah HOS Tjokroaminoto di Jalan Paneleh VII Surabaya. Di tempat itulah Bung Karno tinggal, mondok atau kos.

Sejak diresmikan menjadi Museum Tjokroaminoto oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini pada 27 November 2017, wisatawan berdatangan. “Rata-rata pengunjungnya pelajar,” ungkap Ahmad Yanuar Firmansyah, pemandu dari Dinas Kebudayaan setempat.

Dari kunjungan dan silaturahim ke DPRD Kota Surabaya ini,  Eko Suwanto terinspirasi untuk lebih kuat mendorong Pemda DIY merawat tempat-tempat bersejarah di DIY. Sejarah Bung Karno tidak bisa dilepaskan Sri Sultan HB IX ketika ibukota pindah ke Yogyakarta pada tahun 1946.

“Bung Karno pernah tinggal di Pura Pakualaman. Sampai saat ini  kamarnya masih dirawat sangat baik,” ujarnya didampingi Wakil Ketua Komisi A DPRD DIY, Suwardi dan Sekretaris Retno Sudiyanti.

Turut serta pada kunjungan ini anggota Komisi A yaitu  KPH Purbodiningrat, Sutemas Waluyanto, Bambang Setyo Martono, Muhammad Syafi'i, Siti Nurjannah, Hifni Muhammad Nasikh, Sudaryanto, Heri Dwi Haryono dan Stevanus Christian Handoko. (sol)