Bangun Pagi, Membangun Pendidikan Berkarakter

Bangun Pagi, Membangun Pendidikan Berkarakter

BERBICARA tentang pendidikan tak akan lepas dengan pengembangan manusia seutuhnya yang meliputi akal, nurani, tindakan, dan komitmen diri pada kebenaran sejati. Esensi pendidikan itu dapat tercipta dengan menyeluruh dan mendalam, tatkala ada proses penumbuhkembangan habitus atau kebiasaan dalam setiap dinamika pendidikan. Lebih lanjut lagi, habitus yang merupakan bagian inti dari pendidikan itu dapat tercipta jika pertama-pertama setiap orang mampu memimpin dirinya sendiri dalam kerangka pengembangan diri menuju taraf insani.

Dalam kerangka mendidik diri sendiri, bangun pagi merupakan sebuah momen untuk membiasakan diri menjadi manusia yang tertata dalam hal fisik sekaligus hati dan pikiran. Hal ini tampaknya sangat kecil dan sederhana, namun banyak orang tidak menyadari akan kekuatan hebat dari bangun pagi. Bahkan, bangun pagi sekitar pukul 4 – 5 dianggap sebagai sebuah beban pada awal hari.

Bangun pagi sesungguhnya adalah sebuah latihan kepemimpinan diri untuk menata hidup sehari dengan sebuah awalan yang mantap dan semangat. Hal ini menjadi sarana belajar bertanggung jawab pada diri sendiri. John C. Maxwell menyatakan, “Tanggung jawab kecil yang Anda miliki sekarang merupakan penaklukan kepemimpinan besar pertama yang harus Anda lakukan. Jangan pernah mencoba menaklukkan dunia sebelum Anda membereskan hal-hal kecil di dalam diri Anda.”

Menaklukkan dunia sesungguhnya berawal dari menaklukkan diri sendiri. Sebuah hari akan menjadi bermakna bagi diri sendiri dan sektarnya, tatkala kita mampu menata hari itu dengan baik. Menata awal sebuah hari dengan menciptakan kebiasaan bangun pagi adalah pilihan bijak manusia dalam memimpin sekaligus mendidik diri sendiri. Untuk menjadi sukses sangatlah sederhana, yakni harus bisa menaklukkan diri sendiri terlebih dahulu.

Hari-hari yang diawali dengan kebiasaan bangun pagi menjadi sebuah wujud kepemimpinan terdidik yang membiasakan dengan perencanaan. Pada saat orang bangun pagi, maka mereka akan memiliki kesempatan untuk menata raga dan jiwa dan melakukan berbagai aktivitas pagi sebagai sebuah persiapan sehari. Kebiasaan ini akan semakin sempurna, tatkala setiap malam memiliki kesempatan untuk berefleksi, yakni merenung dan memeriksa batin atas segala pengalaman sehari, lalu mengambil nilai hidup (life value) dari semua hal yang terjadi dan membangun komitmen menjadi lebih baik di hari berikutnya.

St. Fransiskus dari Asisi pernah berkata, “Mulailah mengerjakan apa yang perlu, kemudian lakukan apa yang bisa dikerjakan, dan tiba-tiba saja Anda akan mampu mengerjakan apa yang tidak mungkin Anda kerjakan.” Proses pembiasaan diri akan membantu manusia mampu melakukan hal-hal mustahil menurut akal manusia. Proses pembiasaan dengan mengawali setiap hari dengan bangun pagi lalu melakukan aktivitas sehari dengan kesatuan hati dan budi akan membawa manusia pada kekaguman diri karena dimampukan dalam banyak hal.

Harus diakui bahwa mendidik diri sendiri jauh lebih sulit dibandingkan mendidik orang lain. Hal ini sama halnya dengan menuntut orang lain melakukan hal-hal baik akan lebih mudah dibandingkan menuntut pada diri sendiri. Semakin jelaslah bahwa pendidikan harus berawal dari kemimpinan diri sendiri. Napoleon dengan sangat tegas menyatakan, “Satu-satunya penaklukan permanen dan tidak menyisakan penyesalan adalah penaklukan atas diri sendiri.”

Habitus Eduaktif

Dunia pendidikan atau sekolah pun tidak jauh beda keadaannya dengan hidup kesehariaan manusia. Pendidikan akan berhasil jika kepemimpinan diri benar-benar menjadi fokus sekaligus habitus dalam setiap proses yang dilakukan di sekolah. Masing-masing komponen yang ada dalam pendidikan harus benar-benar memiliki kesadaran dan kemauan untuk mengembangkan kepemimpinan diri sebagai dasar pendidikan yang kokoh dan utuh. Guru, para siswa, karyawan sekolah, dan orang tua menjadi bagian penting dalam mengembangkan pendidikan tersebut. Sudahkah mereka memulai hari dengan kepemimpinan diri? Sudahkah bangun pagi yang berkualitas menjadi habitus bagi mereka?

Kadangkala sekolah sibuk mengembangkan kemampuan akademik dan akhlak mulia dengan berbagai agenda dan program yang begitu besar dan futuristik. Sekolah kadangkala tidak menganggap penting tentang materi pembiasaan bangun pagi dengan berkualitas. Guru, karyawan, siswa, dan orang tua kadangkala memulai hari dengan terburu-buru dan tanpa kesadaran penuh tentang segala aktivitas sehari. Semuanya berjalan begitu saja seiring dengan kaki berjalan atau roda berputar setiap saat. Jika ini terjadi, maka sudah banyak orang melewatkan makna dan rahmat pagi hari dalam kehidupan ini. Sesungguhnya, pendidikan dan kepemimpinan dimulai saat mata Anda terbuka pada pagi hari.

Karakter Edukatif       

Saat ini begitu marak membicarakan tentang pendidikan berkarakter dan imbasnya adalah begitu hebohnya perombakan kurikulum yang justru membuat semakin kacau dan tak menentu. Pendidikan karakter sangatlah sederhana, yakni membangun kebiasaan-kebiasaan baik setiap hari dalam setiap orang yang berhubungan dengan pendidikan. Bangun pagi adalah materi penting bagi pengembangan pendidikan karakter bagi guru, siswa, karyawan dan orang tua, sehingga terciptalah pendidikan sinergis bagi setiap komponen yang ada.

Maxwell pernah menuliskan sebuah data yang begitu mencengangkan, bahwa orang-orang hebat dan sukses di dunia ini memiliki kebiasaan bangun pagi. Dengan demikian, semakin kuat dan jelas bahwa bangun pagi mampu membentuk karakter orang untuk menjadi sukses. Kesuksesan dalam mendidik dan memimpin diri sendiri berakibat baik pada kesuksesan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan tertentu.

Akhirnya, pendidikan harus berjuang secara terus-menerus dan berkesinambungan dalam mengembangkan dunia menuju pada peradaban yang lebih baik. Menaklukkan dunia rupanya dapat dilakukan dengan hal-hal kecil, salah satunya dengan membangun habitus bangun pagi. Membiasakan hal kecil pada pagi hari menjadi jalan mulus bagi kesuksesan diri dan dunia. Semoga kita semua tertantang! **

FX. Aris Wahyu Prasetyo, M. Ed

Kepala SMA Nusaputera Semarang Principal.