Askrindo Jadi Harapan bagi UMKM yang Ingin Bangkit

Askrindo menjadi jaminan agar bank mau memberikan pinjaman kepada UMKM meskipun tanpa kolateral.

Askrindo Jadi Harapan bagi UMKM yang Ingin Bangkit
Para pekerja di rumah produksi sentra bakpia di Yogyakarta mengerjakan pembuatan bakpia. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Friska Surya mengingat hari-hari berat saat pandemi. Usaha keluarganya, Bakpia Pathok 52, yang bertahun-tahun menjadi bagian dari Sentra Bakpia Pathok di Yogyakarta, tiba-tiba sepi.

Toko-toko tutup, pesanan berkurang drastis dan pemasukan nyaris tak ada. Di tengah ketidakpastian , satu hal tetap menjadi tanggung jawab besar baginya, para karyawan yang harus tetap makan dan mencukupi kebutuhan hidup mereka. “Ya, pastinya tenang,” ungkap Friska kepada wartawan di gerainya, Jumat (14/2/2025).

Dia mengingat kembali titik balik yang mengubah kondisi usahanya. Kala itu, dia memperoleh informasi tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), yang ternyata didukung oleh Askrindo.

Program tersebut memungkinkan UMKM seperti miliknya mendapatkan pinjaman tanpa harus memiliki agunan atau kolateral yang biasanya menjadi hambatan besar.

Terbentur syarat

Tak hanya Friska, ribuan pelaku UMKM di Indonesia menghadapi tantangan serupa. Menurut Syafruddin selaku perwakilan dari Askrindo, banyak pelaku usaha kecil sebenarnya memiliki bisnis yang potensial tetapi sulit mendapatkan akses kredit karena terbentur syarat kolateral.

Padahal, menurut dia, kredit bukan sekadar uang bagi UMKM. Itu adalah harapan, kesempatan untuk bertahan, berkembang dan bahkan membuka lapangan kerja baru. “Pemerintah melalui KUR bukan hanya membantu permodalan tetapi juga membuka peluang kerja,” jelas Syafruddin.

Dia menambahkan Askrindo mengisi kekosongan itu menjadi jaminan agar bank mau memberikan pinjaman kepada UMKM meskipun tanpa kolateral. Dengan begitu, usaha kecil tetap bisa bergerak maju tanpa harus terbebani aset yang belum mereka miliki.

Dalam dunia perbankan terdapat lima aspek utama yang menentukan kelayakan kredit yaitu kapasitas membayar utang (capacity), riwayat keuangan (character), jumlah dan bunga pinjaman (condition), modal yang dimiliki (capital) serta jaminan atau kolateral (collateral).

Pinjaman produktif

Dari semua itu, kolateral sering kali menjadi rintangan terbesar bagi UMKM. Itulah sebabnya Askrindo mengambil peran sebagai pengganti kolateral agar mereka tetap memiliki akses ke pinjaman produktif.

Program penjaminan kredit selaras dengan visi pemerintah Asta Cita Nomor 3 yakni memperkuat sektor UMKM dan menciptakan lapangan kerja yang berkualitas. Namun, bagi mereka yang merasakan dampaknya secara langsung, program ini bukan sekadar kebijakan ekonomi ini adalah kesempatan untuk bertahan dan bangkit.

“Kami bangga bisa menjamin UMKM. Harapan kami, program ini tidak hanya membantu bisnis tumbuh, tetapi juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Syafruddin.

Di sudut-sudut kota, di pasar-pasar kecil dan di rumah-rumah produksi yang terus menyala meski sempat redup, ada banyak Friska-Friska lain yang kini bisa bernapas lebih lega. Mereka bukan hanya bertahan tetapi melangkah lebih jauh dengan keyakinan bahwa usaha kecil mereka berarti bagi keluarga, bagi para pekerja, dan bagi masa depan ekonomi Indonesia. (*)