Anak Muda Diajak Mengolah Potensi Agrobisnis

Anak Muda Diajak Mengolah Potensi Agrobisnis

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bantul dengan didukung Polda DIY menggelar workshop "Peran UMKM di Bidang Pertanian dan Peternakan" di Marianty Garden, Dusun Demangan, Kalurahan Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Bantul, Senin (12/12/2022) sore.

Acara sendiri dibuka Wakil Ketua TP PKK Bantul, Dwi Pudyaningsih SSn dengan menghadirkan narasumber Fera Nurficahyati dari Asia Goat Farm (AGF) dan Dhimas Driessen dari Trb Creative dengan peserta anggota HIPMI BPC Bantul,mahasiswa dan siswa SMKN 1 Pandak dengan total 70 orang.

"Saya menyambut baik kiprah HIPMI dalam pengembangan bidang pertanian dan peternakan yang memang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Jadi jangan ragu anak muda terjun ke bidang ini," kata Dwi.

Istri Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo ini mengambil contoh di Sedayu ada petani milenial yang sukses mengolah lahan dengan berbagai macam hasil pertanian. "Ini artinya generasi muda itu memiliki potensi untuk bisa mengembangkan sektor pertanian bagi masa depan. Apa yang dilakukan di Sedayu bisa menjadi contoh untuk generasi muda di tempat lain," kata Dwi.

Pemerintah Kabupaten Bantul sendiri juga jmemiliki program yang mendorong generasi muda untuk berwira usaha. Tentunya termasuk pada bidang pertanian dan peternakan yang saat ini sedang di-workshop-kan.

"Ambil ilmunya pada workshop kali ini yang tentu akan bermanfaat buat kalian saat kalian merintis atau membangun usaha kelak," tambahnya.

Sementara AKBP Dwi Prasetyo Kasubdit 2 Dit Intelkam Polda DIY mengatakan jika Polda DIY mendukung kegiatan HIPMI terkait pengembangan UMKM di bidang pertanian dan peternakan.

"Kiprah positif HIPMI selama ini harus kita dukung bersama," paparnya.

Hal senada dikatakan ketua panitia Ibnu Juliantoko bahwa workshop yang dilaksanakan diharapkan mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan khususnya bidang pertanian dan peternakan.

"Saat ini anggota HIPMI ada 500 anak muda dan target 2 tahun ke depan bisa bertambah 500. Sehingga 2024 kami targetkan Bantul memiliki 1.000 pengusaha muda,"katanya. Disebut pengusaha muda menurut Ibnu dengan usia maksimal 40 tahun.

Dalam workshop selain teori pengembangan bisnis dari dua bidang juga dipraktekan cara membuat pupuk organik dari kotoran kambing dan sapi,pembagian bibit sayur pokcay dan bibit pakan ternak.

"Kami di HIPMI setiap bidang setiap tahun ada workhop. Di HIPMI ada 10 bidang dan saya adalah ketua bidang 5 dan kami kegiatan bekerjasama dengan BPD HIPMI DIY bidang 2. Selain mengikuti workshop kami mendorong peserta untuk gabung HIPMI agar bada bimbingan,pendampingan termasuk dibantu chaneling bagi penjualan produk anggota HIPMI," urai Ibnu.

Naik kelas

Sementara itu, Ketua BPD HIPMI DIY Aditya Bima Santosa mengatakan di masa pandemi ini anggota HIPMI Kabupaten Bantul didorong untuk naik kelas menjadi agen perubahan dari bisnis konvensional menjadi bisnis digital. Sehingga jangkauan pasar juga semakin luas dan mampu menggerakan roda perekonomian guna bangkit dari pasca Covid-19.

"Tetaplah berkarya, anak muda adalah gudangnya para ide-ide kreatif, dengan inovasi dan kreativitas yang berbeda saya berharap melahirkan gagasan atau hasil yang berbeda yang bisa bersaing dalam kancah lokal atau nasional,"tandas Aditya.

Semantara itu dalam materinya, Fera Nurficahyati menyampaikan tentang bibit pakan, kambing dan domba beserta olahannya, olahan limbah bulu domba serta kotoran hewan (kohe) dasar. Untuk pengembangan agribisnis yakni zero waste farming dengan mengolah limbah dan bulu kambing serta warung sate kambing.

Juga free education terkait agrowisata di mana prospek k edepan sektor agribisnis memiliki peran yang sangat strategis, dalam upaya untuk kecukupan pangan, menyerap tenaga kerja, serta meningkatkan pendapatan petani peternak.

Dirinya mengambil contoh pada bisnis kohe dengan menjual Rp 10.000 setiap 1 kilogram mendapat untung Rp 7.500 karena biaya produksinya Rp 2.500. Begitupun bisnis limbah rambut kambing dengan biaya produksi sekilo Rp 3.500, bisa dijual Rp 15.000. Belum lagi dari penggemukan, pengembangbiakan dan juga penjualan dagingnya.

Dimas Diessen dalam materinya mengatakan kotoran atau limbah dan sampah bisa diolah dan dimanfaatkan. Sebab pengolahan sampah yang buruk bisa menyebabkan hal negatif seperti di TPST Piyungan.

Misal tumpukan sampah menghasilkan gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global, lalu berbahaya bagi keamanan, berpotensi terjadi tanah longsor dan kebakaran. Untuk pembakaran sampah sembarangan juga dapat menghasilkan senyawa gas berbahaya (karsinogenik) yaitu dioksin.

"Menjadi tempat yang tidak sehat bagi pemulung dan tempat makan hewan ternak yang tidak higenis, menjadi sumber penyakit dan vektor penyebarannya, air lindi (air buangan) dari sampah mencemari air tanah dan lingkungan hingga puluhan tahun.Serta sampah mencemari perairan,"katanya. (*)