Rumah Belajar Jingga, Solusi Pembelajaran Daring Saat Pandemi

Rumah Belajar Jingga, Solusi Pembelajaran Daring Saat Pandemi

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Rumah Belajar Jingga di Dusun Jlamprang Lor, Kompleks Masjid Al Mustajab, Kalurahan Jambidan, Kapanewon Banguntapan, Bantul diresmikan oleh Panewu Banguntapan, Dra Fauzan Mu’arifin, Sabtu (26/12/2020).

Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua DPD PKS Kabupaten Bantul Amir Syarifudin, Sekretaris DPD PKS Bantul Agung Laksmono, Ketua DPC PKS Banguntapan Tarno, Pj Lurah Jambidan Afif Umahatun SH, Pengelola Rumah belajar Jingga Sri Barjini dan tamu undangan termasuk di antaranya anak-anak usia SD.

“Saya memberikan apresiasi atas pendirian Rumah Belajar Jingga yang menjadi salah satu solusi belajar secara daring pada situasi pandemi Covid-19,” kata Panewu Fauzan.

Maka ketika pihak pengelola nantinya membutuhkan support dari pemerintah kecamatan, agar melakukan komunikasi sehingga bisa diberikan bantuan apa yang sekiranya dibutuhkan.

Sementara Amir Syarifudin mengatakan, Rumah Belajar Jingga diinisiasi oleh DPD PKS Bantul dan diharapkan bisa terbentuk di banyak tempat se Kabupaten Bantul.

“Ini menjadi sebuah harapan dan solusi di tengah pembelajaran online atau daring. Keberadaanya dikelola oleh bidang ketahanan keluarga PKS,” kata Amir.

Di sisin lain, menjadi tugas anggota dewan, baik kabupaten atau provinsi, serta pemerintah daerah hingga pemerintah DIY, adalah bisa memfasilitasi fasilitas umum (Fasum) dengan jarangan internet (Wifi). Misal, rumah belajar, masjid, tempat berkumpul dan lainya, sehingga meringankan beban masyarakat untuk pembelajaran online yang membutuhkan kuota.

“Pembelajaran online selama 9 bulan banyak sekali kendala yang dihadapi. Di antaranya ada yang orang tuanya tidak punya HP  (android). Seharusnya pemerintah memfasilitasi keluarga tidak mampu untuk bisa memiliki HP guna menunjang pembelajaran online tadi, ”kata Amir.

Kendala lain adalah saat orang tua menjadi ‘guru’ karena tidak semua orang tua memiliki kapasitas untuk itu.  Anak-anak juga mengalami kejenuhan di rumahnya, maka harus dicarikan solusi. Selain tentunya pembelian kuota menjadi pengeluaran tambahan dalam rumah tangga.

“Rumah belajar Jingga ini bisa menjadi salah satu solusinya. Dan saya berharap juga satu kampung ada satu wifi umum yang disupport anggaran pemerintah,” tandas anggota FPKS DPRD DIY tersebut.

Sementara Sri Barjini mengatakan, Rumah Balajar Jingga diawali Maret 2020 saat awal pandemi. Kala itu ada 3 siswa yang orang tuanya tidak ada HP android sehingga kesulitan saat pembelajaran online. Maka dirinya memfasilitasi belajar bersama dan dirinya menjadi ‘wali‘ untuk 3 siswa tadi dengan HP-nya yang digunakan untuk pembelajaran online. Sejauh ini kuota dibeli secara pribadi.

“Karena keterbatasan pendamping, maka Rumah Belajar Jingga  baru menampung 4 siswa khusus jenjang SD untuk belajar bersama setiap pagi hari, dan mereka juga diberi piket layaknya di sekolah,” kata Sri.

Permintaan masyarakat agar anaknya bisa belajar di Rumah Belajar Jingga dan mendapat pendampingan saat belajar online cukup tinggi. Tentu pengelola akan mencari pedamping terlebih dahulu agar bisa memenuhi harapan masyarakat tadi. (*)