Pesinden Kondang Anik Sunyahni Diteror Kelompok Juru Tagih
KORANBERNAS.ID, SLEMAN --Sinden kondang dan pelantun tembang Jawa, Anik Sunyahni, mendapat perlakuan tidak menyenangkan kala kedatangan kelompok juru tagih (debt collector) pada Selasa (26/4/2022) silam. Penagih utang pinjaman online itu menyambangi kediaman Anik di Kalasan, Sleman.
Seniwati berjuluk Si Ratu Kutut Manggung itu pada Selasa siang menerima beberapa orang tamu yang hendak menagih pinjaman online kepada salah satu penghuni kos milik Anik Sunyahni. Anik lantas menerangkan, bahwa orang yang dicari tersebut sudah tak berdomisili di kediamannya dan bekerja ke Kalimantan.
“Salah satu (debt collector) yang sering datang ke sini, itu mencari seseorang, terlibat pinjaman online. Memang orang yang pinjam itu pernah di sini. Ngontrak di sini, tapi sudah pergi,” katanya.
Namun, penjelasan yang disampaikan Anik disambut dengan sikap kasar oleh kelompok juru tagih. Kepada awak media, Jumat (29/4/2022) siang, Anik Sunyahni mengatakan, para debt collector yang tak berhasil menemui orang yang mereka cari kemudian membuat kerusuhan dan menganiaya anak sulung Sunyahni yaitu Ade Putra Cahya Utama.
“Mas jangan sering ke sini. Kan sudah berkali-kali ke sini tidak ada orangnya. Saya minta nomor telepon saja, nanti kalau ada ke sini, saya hubungi. Kalau Anda datang ke sini terus, nanti saya yang dikira yang punya masalah hutang,” tutur Anik kepada awak media di kediamannya.
Dikejar dan dibacok
Ade Putra Cahya Utama sebagai anak tertua Anik Sunyahni, mengungkapkan, para juru tagih itu malah mengundang lebih banyak kelompok mereka pada Selasa sore sekitar pukul 15:00 WIB. Hal itu bermula ketika penagih hutang mengintimidasi Anik Sunyahni agar turut bertanggung jawab melunasi hutang dari B, salah satu anak kos Anik.
“Saat itu saya keluar dari kamar dan bilang, ‘Mas jangan main kasar. Kalau Anda jantan hadapi saya satu lawan satu’. Nah, saat itu, mereka minta maaf dan langsung pamit untuk pergi. Tapi selang beberapa waktu, mereka datang dengan rombongan yang lebih banyak dengan membawa senjata tajam,” sebut Putra.
Ade Putra pun juga mendapat kekerasan fisik ketika hendak melindungi ibunya dari ancaman tindakan penganiayaan para pelaku. Ia sempat berlari menyelamatkan diri masuk ke dalam rumah dan dikejar rombongan pelaku.
“Langsung saya ditampar, dipukul dan saya lari sambil mereka membawa parang. Saya dilempar pakai asbak ini, dan kena ini (bagian perut sebelah kanan). Saya bisa masuk (rumah) tapi adu tendang dulu, mas. Artinya saya mendorong pintu untuk menutup, sementara mereka menendang juga,” katanya.
Tak hanya mendobrak masuk, kelompok penagih hutang itu juga membacok daun pintu rumah milik Anik Sunyahni.
“Pintu saya ini dibacok, dan mungkin melihat di atas ada CCTV, langsung mereka mundur ke belakang, dan setelah itu saya kemudian tidak keluar lagi dari rumah,” tuturnya.
Penghuni kos ketakutan
Sementara itu, Akhid Budi Raharja, salah satu penghuni kos di kediaman Anik Sunyahni menerangkan, kelompok juru tagih itu mengundang lebih banyak orang ke kediaman Sunyahni ketika situasi semakin memanas.
“Saat itu saya pulang dari main sekitar pukul 16:30 atau 17:00 WIB, di depan sana sudah ada sekitar 30-40 orang. Terus saya ditanya, kamu siapa?. Saya jawab, saya mau pulang. Kemudian mereka tanya lagi, “Kamu tinggal di mana”? Saya jawab, saya kos di sini,” kata Akhid.
Ketika kekerasan terhadap keluarga Anik Sunyahni berlangsung, Akhid yang hendak merekam aksi brutal dengan video dari telepon genggamnya, sontak dilarang oleh kawanan pelaku.
“Jangan ada yang memvideo! kata salah satu dari mereka. Saat saya masuk ke kamar pun mereka menunggu di depan kamar saya,” tandasnya.
Para penghuni kos pun ketakutan dan sempat mendapatkan ancaman dari beberapa orang teman kelompok juru tagih tersebut. Kasus ini sudah mulai ditangani oleh pihak Polres Sleman. Anik Sunyahni pun berharap kekerasan yang dilakukan juru tagih pinjaman online itu tak berulang lagi di Yogyakarta. (*)