Penyintas Talasemia Tetap Mampu Bekerja

Penyintas Talasemia Tetap Mampu Bekerja

KORANBERNAS.ID – Penderita kelainan genetik atau sering disebut penyintas talasemia di Indonesia jumlahnya relatif cukup besar. Sebagian dari mereka berasal dari keluarga tidak mampu.

Meski mengalami keterbatasan fisik, mereka perlu didorong supaya tetap mampu bekerja.

Inilah yang melandasi kepedulian perusahaan pembiayaan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk atau WOM Finance memberikan pelatihan edukasi dan literasi berjualan online.

Kegiatan yang dikemas seminar bertema Indonesia Merdeka, Indonesia Cerdas Digital itu dilaksanakan di Kaliurang Sleman, Rabu (21/8/2019).

"Kita berkomitmen memberikan edukasi dan literasi kepada penyintas talasemia, sebagai bekal dalam bekerja," ungkap Rizky Ria Maulina, NDS MotorKu Division Head WOM Finance.

Pada seminar kali ini pihaknya bekerja sama dengan Yayasan Thallasaemia Indonesia (YTI) Jateng-DIY. Peserta sejumlah 250 orang berasal dari Banyumas, Yogyakarta, Semarang, Solo, Klaten, Purbalingga dan Wonosobo.

“Dengan keterbatasan yang dimiliki, setidaknya mereka punya penghasilan. Kami berharap mereka bisa mandiri secara ekonomi,” ujar Ria.

Dipilihnya pelatihan bisnis online mengingat di era digital sekarang ini peluangnya cukup besar untuk mendapatkan penghasilan.

“Dengan keterbatasannya, penyintas talasemia tetap berpeluang berkarya dan bekerja. Namun mereka tetap harus dibekali dengan literasi,” tambahnya.

Begitu direkrut menjadi free agent,  lanjut dia, penyintas talasemia berpeluang memperoleh penghasilan besar. Mereka juga diberikan kemudahan tidak dibebani target pemasaran.

Sederhananya, siapa saja yang mampu menjual produk,  secara otomatis menerima komisi. Misalnya, mampu menjual satu unit sepeda motor maka berhak atas komisi sebesar Rp 300.000.

Ria saat memaparkan materi mengenai teknik pemasaran online berharap, setelah mengikuti seminar edukasi dan literasi, ilmu yang diperolehnya bisa digunakan di mana saja.

“Tidak harus bekerja untuk WOM Finance. Intinya kita memberi pelatihan pemasaran digital untuk menghadapi dunia kerja," kata dia.

Seminar ini tujuannya semata-mata sebagai bentuk kepedulian mendorong literasi dan inklusi keuangan bagi masyarakat dengan keterbatasan fisik maupun kesehatan.

“Seminar ini bagian dari komitmen WOM Finance untuk mendukung efektivitas dan sosialisasi peraturan SEOJK No.1/SEOJK.7/2014 tentang pelaksanaan edukasi dalam rangka meningkatkan Literasi Keuangan kepada konsumen dan/atau masyarakat,” terangnya.

Literasi ini juga merupakan komitmen WOM Finance memberikan pengetahuan yang seluas-luasnya kepada masyarakat di Indonesia.

Ketua Yayasan Thallasaemia Indonesia (YTI), Ruswandi,  mengapresiasi pelatihan edukasi dan literasi, mengingat perhatian pemerintah terhadap penderita penyakit ini dia rasakan belum maksimal.

“Penyintas talasemia di Indonesia tergolong besar. Setiap tahun jumlahnya meningkat 8-10 persen,” ucap dia.

Biaya pengobatan penyintas talasemia juga tidak sedikit apalagi mereka harus terus-menerus transfusi darah setiap bulan sepanjang hidupnya.

Dengan memiliki pekerjaan setidaknya mereka bisa memperoleh penghasilan untuk pengobatan atau menjalani hidup sehari-hari.

“Edukasi literasi keuangan ini bermanfaat. Aplikatif digunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari,” kata Ruswandi. (sol)