Penghargaan Ini Bukan untuk Perempuan Karier

Penghargaan Ini Bukan untuk Perempuan Karier

KORANBERNAS.ID – Secara diam-diam ribuan perempuan yang tinggal di desa-desa wilayah Provinsi DIY selama ini menggerakkan perekonomian lokal.

Mereka bukanlah kaum perempuan dari lapisan atas atau perempuan karier melainkan dari kalangan masyarakat biasa. Namun demikian peran mereka sangat penting dan strategis.

Realita sosial inilah yang kemudian menggerakkan hati para pengurus FPPI (Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia) DIY untuk memberikan anugerah penghargaan “Puan Nusantara”.

“Penyelenggaraan Anugerah Penghargaan FPPI “Puan Nussantara” berlangsung Minggu 8 Desember 2019 di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta,” ungkap Prof Ir Wiendu Nuryanti M Arch  Ph D, Ketua FPPI DIY, dalam konferensi pers di Kantor STUPPA Indonesia Jalan Lingkar Utara 234 Sleman, Rabu (25/9/2019).

Dia didampingi Ketua Panitia Dra Enny Ratna Dewi MSc serta tim juri yang diketuai Ike Janita Dewi MBA Ph D dengan enam anggota tim yaitu Prof Dr Heddy Shri Ahimsa Putra MA M Phil, Drs Bambang Sunaryo MSc, M Tazbir SH M Hum, Dra  Elly Karyani Sulistyawati MPsi, Yani Sapto Hudoyo serta  Sayuri Faraswati SE.

Menurut Prof Wiendu yang pernah menjabat Wakil Menteri Pariwisata itu, kegiatan tersebut nantinya dihadiri 200 peserta dan tamu undangan terdiri dari pengurus FPPI DIY, perwakilan FPPI Pusat, para nominator dari 11 kategori, tim dewan juri, Forkompinda, tokoh perempuan nasional serta organisasi sosial.

Adapun 11 penerima anugerah itu meliputi bidang Kebudayaan dan Kesenian, Pariwisata, Industri Kreatif dan Kewirausahaan, Pendidikan, Kesehatan baik untuk individu, fasilitas maupun kelompok, terutama untuk Tokoh Pemberdayaan Perempuan “Sepanjang Hayat” dan Puan Nusantara.

Acara itu juga akan diisi pergelaran tari pembuka dan peragaan busana sekaligus sebagai sosialisasi FPPI DIY.

Dijelaskan, penjaringan nominator dimulai September 2019 sampai 10 November 2019, melalui publikasi di media cetak, media sosial maupun media lainnya.

Masyarakat berhak melakukan penilaian karena panitia menyediakan form, setelah diisi kemudian dikirim ke email sekretariat [email protected].

Atau bisa juga melalui kontak person Melly (081234020709) dan Windi (081328045062). Dalam waktu dekat panitia akan melakukan audiensi ke GKR Hemas dan GKBRAy Paku Alam X maupun dinas terkait.

Model nasional

Tazbir yang juga Wakil Ketua Dekranasda DIY menambahkan dari fakta di lapangan diketahui sektor kerajinan DIY 90 persennya digerakkan oleh perempuan.

“Seberapa besar tangan-tangan perempuan menggerakkan ekonomi lokal? Ini mungkin bisa menjadi model nasional. Kita akan masuk ke level UMKM, puluhan ribu wanita di desa yang perannya tak terlihat,” ungkapnya.

Dia mencontohkan banyak perempuan di DIY berprofesi sebagai pelatih tari. Kehidupan sehari-hari mereka terlihat sederhana namun memiliki semangat luar biasa bahkan saat malam hari pun bersedia mengantar pulang muridnya usai latihan.

Di DIY, sambung Yani Sapto Hudoyo, banyak perempuan berprestasi namun kurang memperoleh perhatian. “Sepertinya mereka malu untuk mengeluarkan kepandaiannya padahal mereka serba bisa,” kata dia.

Bambang Sunaryo menegaskan, pemberdayaan perempuan bukanlah program temporal yang kemudian selesai melainkan harus menjadi gerakan sosial berkelanjutan.

Ini sekaligus sebagai bentuk komitmen FPPI yang merupakan salah satu bagian dari Kowani (Kongres Wanita Indonesia). Sedangkan Kowani sendiri didirikan pada 1928 di Jakarta.

FPPI DIY Tahun Kepengurusan 2018-2023 dibentuk melalui SK DPP No 015/SKPTS-DPD/DPP FPPI/XII/2018 tertanggal 8 Desember diketuai oleh Prof Ir Wiendu Nuryanti M Arch  Ph D.

Prof Wiendu menambahkan, Anugerah Penghargaan FPPI Puan Nusantara 2019 tujuannya antara lain untuk memberikan afirmasi dan penghargaan bagi para perempuan yang sudah berdaya dan berperan aktif di sektor-sektor strategis.

Selain itu, juga menghadirkan percakapan baru yang fokus pada kebijakan, strategi, program konsep kesetaraan gender dan pengembangannya. (sol)