Pembelajaran di Luar Kelas, Salah Satu Implementasi Merdeka Belajar

Oleh: Slamet Setio Wigati

Pengalaman langsung yang diperoleh dari lingkungan akan lebih membekas dan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa daripada sekadar membaca dan belajar di dalam kelas.

Pembelajaran di Luar Kelas, Salah Satu Implementasi Merdeka Belajar
Slamet Setio Wigati. (istimewa)

PEMBELAJARAN di luar kelas merupakan kegiatan atau aktivitas belajar mengajar yang berlangsung di luar kelas atau di alam bebas. Pembelajaran di luar kelas dapat dilakukan dengan mengajak siswa untuk mengamati lingkungan sekitar sekolah, mengidentifikasi tanaman yang ada di sekitar sekolah, atau melakukan praktek menanam dan merawat tumbuhan.

Pembelajaran luar kelas atau bahkan luar sekolah akan memberikan pengalaman berbeda dan bermakna yang sangat berarti bagi proses keilmuan siswa. Pengalaman langsung yang diperoleh dari lingkungan akan lebih membekas dan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa daripada sekadar membaca dan belajar di dalam kelas.

Selain itu, kegiatan belajar di luar kelas juga lebih menarik, lebih menyenangkan dan tidak membosankan dibandingkan duduk di kelas, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.

Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk pembelajaran, pembelajaran di luar kelas memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dari pengalaman langsung sehingga dapat menumbuhkan ketrampilan dan ketertarikan terhadap kegiatan yang dipelajarinya serta dapat menumbuhkan minat siswa.

Pembelajaran di luar kelas juga dapat mengubah persepsi siswa terhadap lingkungan dan meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan. Pengalaman masa kecil belajar di alam menjadi faktor kunci dalam pengembangan sikap remaja terhadap alam dan lingkungan.

Untuk itu, agar siswa peduli terhadap alam dan lingkungan tampaknya membutuhkan keakraban dengan alam dan ekosistem yang sebenarnya, dan hal tersebut tidak didapatkan jika pembelajaran berlangsung hanya di dalam kelas.

Pembelajaran di luar kelas bertujuan agar siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar dan mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar, serta memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar.

Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim, menitikberatkan esensi kemerdekaan dalam berpikir. Guru dan siswa diharapkan selalu terus berinovasi, kreatif, dan mandiri dalam pembelajaran. Para siswa diberi kebebasan untuk mengakses ilmu.

Sumber ilmu bukan sebatas pada ruang kelas, guru, tetapi bisa di luar kelas, di media online atau internet, perpustakaan, dan juga di lingkungan sekitar. Guru tidak lagi menjadi sumber utama. Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada pengembangan minat dan bakat anak. Tujuan dari program Merdeka Belajar ini adalah untuk membentuk para pelajar yang siap kerja dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.

Pembelajaran di luar kelas merupakan salah satu implementasi Merdeka Belajar, yaitu dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber ilmu. Selain itu, pembelajaran di luar kelas juga sejalan dengan konsep Merdeka Belajar ala Nadiem Makarim yaitu menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai tertentu.

Pembelajaran di luar kelas yang dilakukan yang dilakukan SD BIAS Yogyakarta salah satunya adalah belajar langsung pada bidang pertanian di Susi Farm yang berlokasi di Dero Kulon, Harjobinangun, Pakem, Sleman untuk siswa kelas 1.

Menurut Wahyu Suhargo S Sos selaku pengajar di SD BIAS, di Susi Farm anak-anak belajar menanam, memupuk, merawat tanaman sampai memanen. Sesuai dengan pembelajaran di SD BIAS yaitu pendekatan Scientific Learning, anak-anak praktik mencoba, melihat, memegang sampai anak-anak paham.

Target yang ingin dicapai dengan belajar di luar kelas adalah, pertama, anak-anak senang dan memperoleh ilmu. Kedua, dengan diperkenalkan banyak materi di lingkungan sekitar seperti bidang pertanian, peternakan dan lain-lain, anak-anak mampu merespon sehingga tumbuh minat.

Wahyu Suhargo menambahkan, pembelajaran ini sudah sesuai dengan Mandiri Merdeka Belajar, karena salah satu ciri Merdeka Belajar adalah menumbuh kembangkan minat dan bakat anak-anak. Tujuan pembelajaran di luar kelas ini, anak-anak memiliki tambahan wawasan yang luas dan bisa fokus pada satu bidang tertentu dari banyak materi yang diperkenalkan sesuai minatnya.

Sama halnya dengan penerapan pembelajaran di luar kelas untuk siswa kelas 1 SD BIAS Yogyakarta, SD Kanisius Babadan pernah membawa siswanya untuk belajar di Perkebunan Tanaman Organik Merapi (TOM).

Tetapi untuk tahun ini, menurut guru kelas 1 SD Kanisius Babadan, pembelajaran di luar kelas pada bidang pertanian dilakukan dengan praktik menanam tanaman cabai dan tomat di halaman sekolah.

SD Kanisius Babadan mengundang instruktur yang kompeten di bidang pertanian. Selanjutnya siswa diajak merawat tanaman yang sudah ditanamnya. Dengan pembelajaran ini diharapkan menumbuhkan minat siswa pada bidang pertanian. (*)

Slamet Setio Wigati

Dosen Universitas Atma Jaya Yogyakarta