Pelaku Usaha Rugi Ratusan Juta Akibat Jalan Rusak

Pelaku Usaha Rugi Ratusan Juta Akibat Jalan Rusak

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO – Sejumlah pelaku usaha di Desa Jogoboyo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo mengalami kerugian ratusan juta rupiah. Ini terjadi akibat kondisi jalan yang rusak.

Menurut mereka, kerusakan jalan disebabkan lalu lalangnya kendaraan berat milik Sub Kontraktor PT Bumi Karsa selaku pelaksana proyek Pengaman Muara Sungai Bogowonto.

"Kami adalah pelaku ekonomi yang menginvestasikan modal untuk kegiatan usaha di Desa Jogoboyo Kecamatan Purwodadi. Lokasi usaha kami berada di pinggir muara Sungai Bogowonto, yang saat ini tengah dilakukan pengerasan proyek Pengaman Muara Sungai Bogowonto," terang Yana Karyana (50), salah seorang pengusaha.

Di pinggir Sungai Bogowonto tersebut, Yana membangun rumah makan dan penginapan. Sayang, usahanya belum dibuka karena terhalang akses jalan yang rusak.

Padahal dirinya telah membangun rumah-rumah bambu senilai Rp 700 juta. Usaha yang dibangun dari tahun 2020 tersebut saat ini kondisinya mangkrak. Rumput liar tumbuh tinggi. Kondisi bangunan bambu miliknya keropos akibat rayap.

Menurut dia, proyek itu wewenang BBWSSO (Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak), oleh kontraktor PT Brantas Adipraya dan Sub Kontraktor PT Bumi Karsa selaku pelaksana proyek.

Yana Karyana didampingi Aminanto (34) mewakili Ali Ahmadi, pengusaha lainnya, kepada awak media saat konferensi pers, Jumat (10/6/2022), di Rumah Makan Bebek H Dargo Purworejo, menyampaikan ada kesan BBWSSO, PT Brantas Abipraya dan PT Bumi Karsa seolah-olah lepas tangan.

Yana menjelaskan kondisi rumah makan sudah 95 persen selesai. Jika musim hujan jalan tersebut tidak bisa dilewati kendaraan biasa, termasuk pengendara sepeda motor sekalipun perlu kerja keras agar bisa melewatinya.

"Kami sudah melakukan berbagai upaya menyelesaikan masalah ini, supaya akses jalan bisa dilalui dan rumah makan serta usaha penginapan kami bisa mulai beroperasi,”  tambahnya.

Pihaknya telah ber komunikasi dengan pelaksana proyek agar bersedia memperbaiki jalan tersebut, seperti jalan desa yang lain dicor beton.

Disampaikan, sudah hampir dua tahun, belum ada niat baik dari pelaksana proyek untuk memperbaiki jalan, sebagaimana sebelum pengerjaan proyek berlangsung.

"Bisa dibayangkan miliaran uang yang sudah kami investasikan praktis mandek, bahkan dengan tidak terawatnya tempat yang kami bangun, sudah pasti mengaikibatkan kerugian," kata Yana.

Memang, masyarakat sudah setuju jalan desa tersebut dipakai. Sebagian tanah warga, temasuk tanahnya, disewa untuk pelebaran jalan oleh PT Brantas Adipraya selaku pelaksana proyek.

Sebagian jalan diperbaiki, dicor, sebagian lainnya yang kebetulan persis di depan usaha penginapan dan rumah makan tidak diperbaiki. “Bagi kami untuk mengakses tanah sendiri praktis tidak bisa,” jelasnya.

Sependapat, Anto maupun Ali mengatakan, walaupun telah disewa, jalan itu tidak berarti bisa dirusak. “Kalau seperti keadaan sekarang kan jelas merugikan kami. Padahal jika usaha kami sudah berjalan, akan banyak kegiatan ekonomi yang bisa dilakukan warga setempat, sehingga masyarakat bisa semakin berdaya dalam bidang ekonomi,” tegasnya.

Ali menambahkan, pihaknya sudah mulai putus asa dengan persoalan ini sehingga bermaksud mengontrakkan investasi usaha itu ke pihak iain. Namun pihak lain lain pun merasa keberatan karena akses jalan yang rusak berat.

"Modal yang kami tanamkan bukan sedikit. Ratusan juta, jika mangkrak dan nggak bisa jalan kan rugi," timpalnya.

Dia meminta pengelola proyek memperbaiki akses jalan sehingga bisa dilalui kendaraan biasa. “Di sini kami hanya meminta keadiian dan mengharap pemerintah, media dan elemen masyarakat bisa membantu,” kata dia.

Humas PT Bumi Karsa, Heri, menerangkan pihaknya baru saja rapat dengan BBWSSO di Yogyakarta, tentang masalah ini. Keluhan pelaku usaha di Desa Jogoboyo, semua sudah dilaporkan.

"Saya hanya pelaksana di lapangan saja tidak berhak memberikan keterangan. Keterangan akan diberikan oleh BBWSSO," ujar Heri, kepada koranbernas.id. (*)